TEMPO.CO, Semarang - Sekitar tiga bulan menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU), kandidat yang akan memperebutkan posisi Ketua Umum Pengurus Besar NU mulai muncul. Muhammad Adnan, bekas Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, menyatakan mencalonkan diri untuk menjabat Ketua Umum PBNU. Adnan siap bersaing dengan dua kandidat ketua umum lain, yakni Ketua Umum PBNU saat ini, Said Aqil Siroj, dan Solahudin Wahid (Gus Solah).
"Nama besar belum menjadi jaminan akan terpilih. Saya tidak gentar menghadapi mereka," kata Adnan, Rabu, 22 April 2015. Selama ini Adnan memang baru berkecimpung di pengurus NU tingkat Jawa Tengah. Pernah menjadi Ketua NU Jawa Tengah dua periode, ia kini menjabat Wakil Rais Syuriah Pengurus NU Jawa Tengah.
Adnan mengaku kalah populer dibanding Said Aqil dan Gus Solah. "Kalah populer, iya. Tapi kenapa harus gentar?" katanya.
Adnan mengklaim telah mengantongi dukungan di basisnya di Jawa Tengah, yakni 27 Pengurus Cabang NU di Jawa Tengah dan PWNU Jawa Tengah serta pengurus cabang istimewa NU di luar negeri, yakni Malaysia, Australia, Arab Saudi, dan Jepang. Adnan juga mengaku didukung mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi.
Adnan diprediksi akan berduet dengan Hasyim Muzadi, yang bakal maju menjadi kandidat Rais Aam PBNU. "Pak Hasyim ikut memperkenalkan saya di 15 provinsi," katanya.
Adnan juga sudah menyiapkan program dalam kampanye, yakni PBNU harus bisa memimpin, ngayomi (melindungi), dan ngladeni (melayani). "Ngayomi, tidak membiarkan warga NU telantar. Sedangkan ngladeni, mengutamakan undangan warga NU daripada diundang Presiden RI yang bisa dinegosiasi waktunya," katanya.
Selain aktif di NU, Adnan adalah dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro Semarang. Adnan pernah maju menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Tengah mendampingi calon Gubernur Bambang Sadono yang diusung Partai Golkar pada 2008. Tapi pasangan Bambang Sadono-Adnan dikalahkan pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih yang diusung PDI Perjuangan.
ROFIUDDIN