TEMPO.CO, Makassar - Tiga daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat diketahui pernah menjadi tempat pelatihan teroris alias kamp teroris. Hal itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji. Dua dari tiga daerah yang dimaksud berada di Sulawesi Selatan, yakni Walenrang, Kabupaten Luwu, dan Pegunungan Siwa, Kabupaten Wajo.
Satu lokasi pelatihan lain berada di Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. "Tidak ada lagi tempat latihan teroris sekarang. Tapi dulu memang pernah ada," ujar Anton, Rabu, 22 April 2015. Kini Sulawesi Selatan dan Barat menjadi salah satu lokasi pelarian teroris Poso jaringan Santoso dan Daeng Koro.
Anton menuturkan ada banyak daerah di wilayah hukumnya yang menjadi lokasi persembunyian kelompok teror. Namun Anton mengaku tidak mungkin membeberkannya lantaran bersifat rahasia. "Tidak bisa saya sampaikan itu," ucapnya.
Jajaran Polda Sulawesi Selatan dan Barat akan mengintensifkan pengawasan dan pemantauan ke setiap daerah yang masuk wilayah hukumnya. Terlebih seusai penangkapan buron kasus terorisme, Ambo Ece, 35 tahun, di Bulutironge, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa, 21 April 2015, sekitar pukul 06.30 Wita.
Ambo Ece merupakan anak buah Santoso dan Daeng Koro. Dia tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur dan terlibat aksi terorisme. Salah satu keterlibatannya adalah dalam pembunuhan dua anggota Kepolisian Resor Poso, yakni Ajun Inspektur Satu Sudirman dan Brigadir Andi Sapa, di Tamanjeka, Poso, beberapa waktu lalu. Ambo Ece pernah mengikuti latihan militer di Poso dan Walenrang.
Menurut Anton, Ambo Ece diketahui bekerja sebagai petani. Dia dan istrinya memang merupakan warga asal Kabupaten Wajo. Namun Anton tak merinci soal bagaimana Ambo Ece akhirnya bergabung ke kelompok teror jaringan Santoso dan Daeng Koro. Disinggung soal barang bukti, Anton mengaku ada di Poso. "Di sini kan hanya pengembangan," tuturnya.
TRI YARI KURNIAWAN