TEMPO.CO, Bojonegoro - Pimpinan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur bersiap memilih antara Salahuddin Wahid dan Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU dalam muktamar Agustus nanti. Keduanya dianggap paling pantas menempati organisasi berlambang bumi dan sembilan bintang itu.
"Soal posisinya, siapa yang menjadi syuriah (pembina) dan tanfidyah (pelaksana), bisa dibahas nanti kalau sudah semakin dekat muktamar," kata Ketua NU Bojonegoro Cholid Ubed, Rabu, 22 April 2015.
Cholid menuturkan Pengurus Cabang NU Bojonegoro akan secepatnya menggelar rapat guna memutuskan siapa yang layak memimpin organisasi yang lahir di Kabupaten Jombang itu. Yang jelas, ujar dia, dua nama di atas mengkristal dari beberapa nama yang sudah muncul.
Ketua Pengurus Cabang NU Tuban Mustain Syukur juga menuturkan penentuan calon syuriah dan tanfidyah belum dilakukan. Rapat Pengurus Cabang NU Tuban, menurut dia, baru akan digelar dalam beberapa hari ini.
Mustain juga menilai Salahuddin Wahid alias Gus Solah, adik mantan Presiden RI Gus Dur dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, serta Said Aqil Siradj, Ketua PBNU saat ini, sebagai dua figur hebat. Bahkan, tutur dia, kemungkinan calon yang memimpin NU ke depan tak lepas dari dua nama tersebut.
Keduanya dianggap memenuhi kriteria yang diinginkan, yakni kader NU, berintegritas tinggi, serta mengakar di daerah dan pusat. Hanya saja, untuk memutuskan siapa yang akan dipilih dari dua nama itu, Pengurus Cabang NU Tuban harus menggelar rapat dahulu. "Ya, pokoknya satu dari dua nama itu," katanya.
Muktamar NU akan digelar di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus 2015. Beberapa nama sudah muncul dalam bursa calon Ketua Umum PBNU periode mendatang. Di antaranya, selain dua nama di atas, adalah Muhammad Adnan, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah. "Nama besar belum menjadi jaminan akan terpilih. Saya tidak gentar menghadapi," ujar Adnan, Rabu, 22 April 2015.
SUJATMIKO