TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengajak semua bangsa Asia Afrika untuk bekerja sama menciptakan stabilitas dan keamanan eksternal yang menjadi prasyarat kelancaran pembangunan di setiap negara-negara.
"Kita ingin harus memastikan samudera kita, laut kita, aman bagi dunia. Kita ingin agar sengketa tidak diselesaikan dengan menggunakan kekerasan," kata Jokowi dalam pidatonya di depan pimpinan negara Asia Afrika saat membuka Konferensi Asia Afrika di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu 22 April 2015.
Menurut Jokowi, konflik menghambat kemajuan bangsa-bangsa. Agar pembangunan dapat berlangsung maka diperlukan stabilitas eksternal maupun internal.
Jokowi mengajak semua bangsa untuk mengatasi ancaman kekerasan, pertikaian dan radikalisme. Presiden dengan terus terang menyebutkan ISIS sebagai contoh ancaman kekerasan dan radikalisme saat ini.
Presiden juga menyerukan perang terhadap narkoba yang menghancurkan masa depan generasi bangsa. "Oleh karenanya Indonesia memprakarsai pertemuan informal negara-negara konferensi Asia Afrika," katanya.
Setelah memberikan pidato pembukaan KAA, Jokowi dan kepala negara memasuki acara coffe break. Selanjutnya semua pimpinan negara melangsungkan acara konferensi di ruang Plenary. Pada pukul 13.00 WIB, Presiden Jokowi akan memulai serangkaian pertemuan bilateral antara lain dengan Cina, Jepang, Yordania, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
ALI HIDAYAT