TEMPO.CO, Jakarta - Kendati Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat meminta pemasaran Pertalite ditunda dari jadwal Mei nanti, Pertamina menyatakan tetap menyiapkan produksi bahan bakar minyak jenis baru tersebut. "Tetap kami siapkan legalitas dan teknisnya," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang seusai rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 22 April 2015.
Rencana pemasaran Pertalite, bahan bakar minyak beroktan 90, yang akan diluncurkan Pertamina diragukan oleh para anggota Komisi Energi dalam rapat hari ini. Ketua Komisi Energi Kardaya Warnika menyebutkan sosialisasi yang kurang dan belum jelasnya legalitas serta spesifikasi teknis Pertalite bisa menimbulkan gejolak di masyarakat.
Menurut Bambang, pihaknya memang masih menyelesaikan sejumlah kajian terkait dengan Pertalite. Dia berjanji Pertamina akan menyampaikan spesifikasi teknis Pertalite jika hasil kajian dan persiapan produksinya sudah siap. "Saat ini kami belum bisa mengungkapkan semua karena kajiannya belum selesai."
Secara ringkas, Bambang menjelaskan, Petralite nantinya diproduksi menggunakan bahan baku RON 92 yang biasa dipakai untuk produksi Pertamax. Komponen yang digunakan dalam Pertalite antara lain HOMC, Naphta, serta zat ecosave. Penggunaan komponen-komponen itu, menurut dia, bertujuan supaya bahan bakar ini lebih ramah lingkungan dan efisien buat kendaraan.
Salah satu bukti Pertalite lebih ramah lingkungan dibandingkan Premium, kata Bambang, adalah emisi karbon yang dihasilkan. Untuk Premium, emisi karbon yang dihasilkan sebesar 4,42 miligram per kilometer. Sedangkan emisi karbon Pertalite tercatat sebesar 3,5 mg per kilometer, dan Pertamax 2,67 mg per km. "Pertalite cocok buat kendaraan baru dengan kompresi mesin di atas 9."
PRAGA UTAMA