TEMPO.CO, Bandung -Personel grup Bimbo, Acil Darmawan Hardjakusumah atau yang lebih dikenal sebagai Acil Bimbo, meminta pemerintah memasukkan isu lingkungan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang digelar di Jakarta dan Bandung. Menurutnya, negara-negara di Asia dan Afrika saat ini tengah mengalami masalah privatisasi air.
“Sehingga kepala negara yang hadir dapat mengingat pentingnya air di lingkungan mereka,” ujarnya usai berorasi dalam Peringatan Hari Air untuk Melawan Privatisasi Air, di Babakan Siliwangi, Bandung, Rabu, 22 April 2015.
Dia mengatakan, konferensi ini digelar untuk memajukan negara-negara di Asia dan Afika. Sedangkan ciri negara maju, kata Acil, ialah yang terbebas dari privatisasi air. “Indonesia sebagai negara non blok harus membekali negara-negara lain, untuk menjadi negara maju,” ujar Acil.
Sejak pukul 09.00 pagi, Acil bersama mantan Gubernur Jawa Barat Solihin G.P, dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat menggelar aksi tersebut. Di sana, mereka melakukan parade, pencak silat, dan kegiatan lainnya. Namun, aksi yang digelar tidak untuk menyambut KAA. Dia mengatakan, aksi ini bertujuan untuk menyelamatkan air di Bandung.
Menurut dia, saat ini terdapat banyak perusahaan yang ingin memprivatisasi air di Bandung. Dari acara yang digelar ini, Acil berharap pemerintah tak memberikan sumber air pada para pengusaha. Sebab, kata dia, pengusaha akan memprioritaskan keuntungan dari pada kesejahteraan masyarakat.
Di lain tempat, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil tengah menggelar Smart City Summit. Acara yang mengundang 26 Wali Kota di Asia Afrika itu akan membahas isu yang melanda masing-masing kota. Mereka juga akan membahas isu lingkungan, yang menjadi salah satu masalah di kota-kota Asia dan Afrika.
Ridwan menilai kegiatan ini menjadi penting setelah dia memprediksi perkembangan Asia dan Afrika pada Konferensi Asia Afrika ke-70, pada 2025 nanti. Menurut dia, penduduk kedua benua ini pada 2025 meliputi 60 persen penduduk global berperan penting dalam kemajuan dunia.
PERSIANA GALIH