TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yogyakarta meminta setidaknya 40 titik perkampungan bantaran yang tersebar di tiga kabupaten kota Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspadai banjir susulan.
"Kali Code ini membujur dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, sampai Kabupaten Bantul. Ada 40 titik rawan yang kami petakan paling potensial terdampak jika banjir berulang," ujar Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Yogyakarta Endro Sambodo kepada Tempo di sela pendataan ulang dampak banjir Kali Code, Kamis, 23 April 2015.
Kali Code yang membelah Kota Yogyakarta di bagian tengah itu, Rabu petang, 22 April 2015 meluap dan merendam sejumlah perkampungan. Ratusan keluarga mengungsi dan menyebabkan sejumlah tanggul di beberapa titik perkampungan jebol.
Endro menuturkan Kali Code yang merupakan hilir dari Sungai Boyong di lereng Gunung Merapi sangat berpotensi meluap dan membanjiri perkampungan warga di perkotaan ketika lereng Merapi diguyur hujan deras dalam waktu cukup lama.
Mulai dari Kabupaten Sleman, Kali Code ini dialirkan masuk ke perkotaan Yogyakarta mulai dari Desa Gemawang, Kecamatan Mlati Sleman, kemudian melintasi empat kecamatan paling padat penduduk di Kota Yogyakarta, yakni Kecamatan Jetis, Danurejan, Mergangsan, dan Umbulharjo. Dari kota, aliran Sungai Code itu masuk ke Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.
"Tapi dari 40 titik kampung itu, 20 kampung paling rawan terdampak luapan Code ada di wilayah Kota Yogyakarta, dengan penduduk paling padat di bantarannya," ujar Endro.
Endro menuturkan banjir Kali Code kali ini menjadi yang terparah sejak erupsi Merapi 2010 lalu. Meskipun Code selalu menjadi prioritas pengamanan pemerintah setempat, tetapi tetap tembus dan jebol juga oleh banjir ketika lereng Merapi diguyur hujan lebat.
PRIBADI WICAKSONO