TEMPO.CO, Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyatakan meski Solo dan sekitarnya dalam kondisi banjir, warga di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak harus khawatir. Asalkan tidak ada hujan lokal di di Bojonegoro, maka posisi air di permukaan Bengawan Solo masih kategori Siaga Satu atau level peringatan pertama banjir.
"Selama tak ada hujan lokal, Bojonegoro masih aman," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, Kamis, 23 April 2015.
Sukirno mengatakan jika terjadi hujan lokal dan intensitas airnya tinggi, maka akan berdampak pada meluapnya 14 anak Sungai Bengawan Solo di kiri-kanan badan Sungai Bengawan Solo.
Jika ada banjir di Madiun, Ngawi, dan Solo serta hujan lokal di Bojonegoro, kata Sukirno, dipastikan air akan tinggi. Bahkan, jika Kamis siang ini terjadi hujan di Bojonegoro, kemungkinan permukaan air di Sungai Bengawan Solo bisa masuk ke level Siaga III atau siaga merah. "Makanya kita lihat cuaca Kamis sore ini," ujar Sukirno.
Sukirno menyebut luapan 14 anak Sungai Bengawan Solo juga memicu terjadi banjir bandang. Misalnya, yang baru terjadi banjir bandang di Kecamatan Gondang dan mengakibatkan jalur Bojonegoro-Nganjuk jadi terganggu.
Empat belas anak Sungai Bengawan Solo itu antara lain Sungai Kening berada di antara perbatasan Bojonegoro-Tuban. Kemudian ada Sungai Batokan di Kecamatan Kasiman, Sungai Gandol di Kecamatan Purwosari, Sungai Kalitidu di Kecamatan Kalitidu. Sungai Mekuris melewati di Kecamatan Balen, Kanor, dan sebagian di Kecamatan Sumberedjo.
Juga Sungai Pacal yang lewat di Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Kapas, dan sebagian di Kecamatan Kota Bojonegoro dan Dander. Ada juga Sungai Kunci di Kecamatan Dander, Sungai Semarmendem yang berada di antara Kecamatan Sumberedjo dan Baureno, serta sungai Padangan dan Sungai di Kecamatan Ngraho. Semua anak sungai tersebut bermuara di Sungai Bengawan Solo, yang melintasi Bojonegoro dengan panjang sekitar 100 kilometer.
SUJATMIKO