TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha sepakat meningkatkan kerja sama di bidang kelautan, khususnya dalam pencegahan praktek pencurian ikan (illegal fishing). Rencananya, kedua negara membentuk kelompok kerja untuk membahas solusi illegal fishing dan kerja sama perikanan.
"Presiden RI menegaskan harapannya agar pemerintah Thailand dapat meningkatkan perlindungan dan akses hukum bagi anak buah kapal (ABK) Indonesia di Thailand," demikian keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri, Kamis, 23 April 2015.
Ihwal isu perbatasan, kedua pemimpin negara itu sepakat memulai pembahasan kembali perundingan perbatasan maritim pada akhir April 2015 seperti yang telah disetujui oleh Menteri Luar Negeri masing-masing negara di Bangkok dalam pertemuan pada 1-2 April lalu.
Jokowi juga mengajak Prayut meningkatkan investasi di Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, energi terbarukan, pengolahan makanan, dan pariwisata. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Thailand selama lima tahun terakhir (2010-2014) mengalami peningkatan rata-rata 5,63 persen per tahun.
Kedua negara akan meningkatkan kerja sama perdagangan melalui pertukaran teknologi dan budi daya produk-produk pertanian.
Saat ini Thailand merupakan investor terbesar ke-13 terbesar di Indonesia dengan nilai investasi US$ 317,7 juta (sekitar Rp 4,11 triliun) di 55 proyek. Bidang usaha yang menjadi fokus minat para investor Thailand di Indonesia yakni pengolahan makanan, konstruksi, pasokan air, suku cadang mobil, produk kimia, pariwisata, perhotelan, dan retail.
ALI HIDAYAT