Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lukisan Ini Bernilai Jutaan Rupiah

image-gnews
Sebuah kaleng minuman bekas dipotong oleh Djoni yang lebih dikenal si dukun kamera, warga jalan Karangwulan, Semarang dalam membuat replika pohon natal, (18/12). Tempo/Budi Purwanto
Sebuah kaleng minuman bekas dipotong oleh Djoni yang lebih dikenal si dukun kamera, warga jalan Karangwulan, Semarang dalam membuat replika pohon natal, (18/12). Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kaleng-kaleng bekas tak selamanya menjadi barang yang tak berguna. Di tangan Rosi Hariyati, limbah anorganik itu bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.

Perempuan yang berdomisili di Jakarta Utara ini berkreasi membuat lukisan timbul alias emboss painting di atas kaleng bekas yang sudah dibelah.

Lukisan uniknya itu cukup diminati. Terbukti di Jakarta International Handicraft Trade Fair atau Inacraft 2015 dua pekan lalu, seluruh produk kreasi seni emboss painting miliknya laris manis bak kacang goreng diburu para pengunjung.

Dia membawa sekitar 20 unit karya lukisan pada pameran, termasuk satu lukisan wajah Presiden Joko Widodo dan Presiden pertama Indonesia Soekarno. Semuanya ludes terjual kecuali lukisan wajah yang tidak dia lepas di bawah harga Rp5 juta. “Kami memakai bahan kaleng-kaleng bekas. Jadi lukisan timbul ini dibuat di atas kaleng yang sudah tidak terpakai,” kata dia.

Rosi termasuk salah satu pionir untuk lukisan emboss. Karya seni ini terbilang masih jarang ditekuni pelaku usaha lain yang memanfaatkan kaleng sebagai medium berkarya.

Pasalnya, diperlukan jiwa seni dan kreatifitas untuk menggambar di atas kaleng kemudian mengetuknya pakai sumpit kayu yang sudah dibentuk, hingga tercipta lukisan timbul.  

Perempuan 45 tahun ini mengaku tak sengaja terjun dalam bisnis kaleng bekas pada 2011.

Awalnya, dia hanya ingin mengolah kaleng-kaleng bekas yang banyak bertaburan di sekitar pemukimannya di kawasan Pulogadung, Jakarta Utara.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Terlintas idenya untuk membuat kaligrafi yang biasanya menggunakan bahan aluminium atau tembaga. Kaleng dinilai bisa dimanfaatkan karena berbahan lembaran baja tipis.

Beberapa bekas minuman soda pun segera masuk ke dapur ekseperimen. Kaleng dibelah dua dan dibersihkan bagian dalamnya.

Kemudian dia mulai menggambar di salah satu bagian. Kaleng digores atau diketuk dengan menggunakan alat-alat seperti plat, pensil, batang sumpit/kayu hingga timbullah relief kaligrafi.

“Ada teman yang melihatnya terus dia suka dan beli. Karena kita lihat ada nilai ekonomisnya ya jadinya kenapa tidak dijadikan usaha sekalian,” ujarnya.

Berawal dari kaligrafi di atas selembar kaleng bekas minuman, Rosi mulai mengembangkan karya-karyanya. Dia mengangkat hal-hal yang ada di dunia nyata.

Relief corak binatang, logo dan benda-benda yang realis seperti sepeda, motor gede Harley, mobil, hingga wajah tokoh-tokoh Indonesia mampu dia cetak di atas kaleng.

Belakangan dia juga menggarap lukisan emboss beberapa icon kota Jakarta mulai tugu Monas, patung Selamat Datang, tugu Pancoran.

Harga yang dipatok bervariasi tergantung besar dan kerumitan gambar.  Lukisan yang dibuat pada selembar kaleng minuman soda berkisar Rp150.000. Lukisan logo Rp750.000.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya yang paling mahal adalah lukisan wajah di bahan kaleng dengan ukuran besar, sekitar 50cmx60cm seharga Rp5 juta.

Dalam sebulan, pemilik Sanggar Kalenk ini bisa meraup omzet sedikitnya Rp10 juta rupiah. “Margin labanya lumayan, sekitar 50%-60%,” kata dia.

Menurutnya angka itu masih berpotensi meningkat. Namun saat ini dia terkendala pada pemasaran karena produknya belum terlalu banyak dikenal.

Sebab sering kali orang tidak langsung sadar bahan yang dia gunakan adalah kaleng bekas.

Demi meningkatkan pemasaran, dia giat ikut pameran produk kerajinan untuk memperkenalkan karyanya.

Dari pameran itu pesanan mengalir. Kebanyakan pembelinya masih berasal dari Jakarta, namun ada juga yang dari Bandung, Yogyakarta.

Rata-rata pemesan adalah komunitas atau perusahaan yang meminta dibuatkan logo untuk souvenir.

Pernah juga karyanya dibawa oleh komunitas motor gede yang berkegiatan ke Eropa dan Australia.

Sayangnya, Rosi juga masih belum bisa maksimal dalam meladeni pesanan jumlah besar karena keterbatasan sumber daya manusia.

Saat ini dia hanya dibantu oleh dua karyawan tetap. Jika ada orderan dia mencari tambahan tenaga kerja lepas.

“Karena ini produknya handmade dan basisnya hobby, sehari kami paling bisa produksi 2-3 produk, Jadi kalau mau pesan 50-100 unit ya kita minta waktunya harus panjang, paling tidak sebulan,” ujarnya.

Sebagai bisnis, emboss painting berbahan kaleng bekas itu dianggapnya masih sangat menjanjikan. Apalagi saat ini belum banyak pemain di bidang yang sama.

Namun dia punya pekerjaan rumah tambahan, yakni melakukan edukasi pasar. Salah satu yang dilakukannya adalah menulis di blog sanggarkalenk.blogspot.com.

“Peluangnya besar karena tidak ada pesaingnya. Idenya original kita punya dan masih baru. Tapi ini peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk masuk ke pasar,” kata dia.

WWW.BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Warga mengambil air tercemar limbah industri untuk menyiram kebun sayuran di pinggir Sungai Cimande, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 Oktober 2023. Tak hanya sumur yang kering, beberapa sumber air bahkan tercemar rembesan limbah industri dari Sungai Cimande selama kemarau panjang. TEMPO/Prima mulia
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.


Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Anak-anak bermain di kali Bekasi yang kondisinya air hitam pekat dan berbau akibat tercemar limbah di kawasan curug Parigi, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 17 September 2023. Kondisi air yang tercemar limbah industri ini mengakibatkan produksi Air Minum Tirta Patriot terganggu sejak 14 September. ANTARA/Paramayuda
Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Cileungsi, hulu Kali Bekasi, menghitam akibat tercemar seperti terlihat pada Rabu, 13 September 2023. Dok. KP2C
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Foto udara Kali Bekasi yang berubah warna menjadi hitam pekat, di Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 2 Agustus 2019. Pencemaran berat ini menyebabkan produksi air di PDAM Tirta Patriot menyusut, dari semula 490 liter perdetik menjadi 420 liter perdetik. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.


Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Petugas memindahkan kantong yang berisi limbah medis yang berbahan berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 17 Agustus 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan perlunya tindakan yang cepat dan tepat terkait pengelolaan limbah medis Covid-19 yang mencakup Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang pada Juli 2021 terdapat peningkatan mencapai 18 juta ton. ANTARA/M Risyal Hidayat
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.


Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan ribu ikan bandeng milik nelayan Kota Semarang mendadak mati. Warga menduga kematian ikan di keramba tersebut akibat aliran air limbah dari Kawasan Industri Lamicitra. (Tangkapan layar video nelayan)
Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.


Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.


Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Brawijaya di Malang meneliti pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai penyerap sekaligus pengganti warna limbah industri. Kredit: Universitas Brawijaya
Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh


KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

Foto udara menunjukkan limbah industri yang mencemari Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Desember 2019. Sejumlah pabrik masih membuang limbahnya secara langsung ke aliran Sungai Citarum meski telah diterbitkannya perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. TEMPO/Prima Mulia
KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.


Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Ilustrasi senjata tajam atau pisau. Shutterstock
Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.