TEMPO.CO, Kabul - Militan Taliban, Rabu 22 April 2015, mengumumkan bahwa mereka akan memulai serangan musim semi pada pekan ini. Serangan musim semi adalah perang tahunan mereka melawan pemerintah Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan melalui email kepada media, kelompok itu mengatakan serangan itu -yang dinamai "Azm" atau ketekunan dalam bahasa Dari dan Arab- akan dimulai Jumat 24 April 2015. Taliban mengatakan, Emirat Islam Afghanistan "bertekad melangsungkan jihad panjang" atau perang suci.
Dalam beberapa tahun terakhir, musim semi dan mencairnya salju di pegunungan di sepanjang perbatasan negara ini dengan Pakistan ditandai dengan peningkatan yang cukup signifikan dalam pertempuran antara pasukan Taliban dan NATO bersama dengan sekutu lokalnya.
Tuntutan lama Taliban adalah penarikan tentara asing dari Afganistan. Dalam pernyataan itu dikatakan bahwa di bawah kepemimpinan AS, "Pasukan Salib" akan mempertahankan "penguasaannya atas tanah dan ruang kita" melalui perjanjian keamanan dengan pemerintah Afghanistan.
Perjanjian AS dan Afganistan itu memungkinkan NATO dan AS mempertahankan sejumlah pasukan non-tempurnya di Afganistan untuk "melatih, memberikan nasihat dan membantu" militer Afganistan menghadapi pemberontakan.
Dalam beberapa pekan terakhir, serangan di seluruh bagian utara dan timur negara itu telah meningkat.
Para pemberontak juga muncul di daerah di mana mereka tidak memiliki kehadiran yang signifikan sebelumnya. Di provinsi Samangan utara, polisi mengatakan bahwa terjadi baku tembak Selasa malam lalu ketika mereka mengepung sebuah rumah di mana pejuang Taliban sedang mengadakan pertemuan.
Sediq Azizi, juru bicara gubernur provinsi Samangan, mengatakan, pasukan keamanan Afganistan menewaskan seorang komandan Taliban yang diidentifikasi sebagai Mullah Bashir bersama empat gerilyawan lainnya. Satu polisi tewas dan dua lainnya luka-luka dalam pengepungan ini.
Sebelumnya, Selasa pekan lalu, bom meledak di dekat sebuah kantor polisi di kota selatan Kandahar dan menewaskan tiga orang dan melukai 17 lainnya. Ledakan bom terpisah menewaskan satu orang dan melukai lima lainnya di Provinsi Kunduz. Kandahar adalah pusat dari pemerintahan Taliban saat mereka berkuasa di negara ini tahun 1996 sampai 2001.
FOX NEWS | ABDUL MANAN