Produsen Micro Car Butuh Perhatian Pemerintah
Reporter: Tempo.co
Editor: Choirul Aminuddin
Kamis, 23 April 2015 18:02 WIB
T.27 Gordon Murray Design. (thegreencarwebsite)
Iklan
Iklan

Bisnis.com, BANDUNG — Asosiasi Pengusaha Automotive Nusantara atau Asia Nusa menilai produsen tipe micro car tidak akan mampu bersaing dengan luar negeri sepanjang pemerintah tidak memberikan dukungan penuh terhadap pelaku usaha.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Asia Nusa Dewa Yuniardi mengatakan tidak adanya dukungan penuh pemerintah ditandai dengan semakin derasnya  produk luar sudah sangat menguasai pasar lokal Indonesia. Kondisi ini menyebabkan daya saing produk lokal tidak mampu diserap pasar secara optimal.

“Kita melihat skala pasar yang kecil, dan berharap bagaimana pemerintah mendukung agar produk kami masuk pasar lain,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis 23 April 2015.

Menurutnya, dukungan yang bisa diberikan pemerintah terhadap pelaku usaha salah satunya membatasi produksi mobil di bawah 1.000 cc. Sebab, produsen otomotif yang tergabung dalam Asia Nusa lebih tertarik memproduksi micro car.

Saat ini ada beberapa produk yang sudah dimulai diproduksi seperti Tawon, Wakaba, Fin Komodo, Arina, GEA, Boneo, Kancil, dan ITM.

“Kami sangat menghindari kompetisi dengan produk luar, apalagi dalam urusan teknologi. Jadinya kami bermain di segmen micro car, namun jika tidak ada dukungan pemerintah tetap saja tidak akan berkembang,” ujarnya.

Oleh karena itu, jika pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap industri micro car maka secara lambat laun produsen pun berani memproduksi mobil besar atau sekelas MPV.

Selain itu, pihaknya menyoroti keberadaan industri komponen otomotif yang saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan dipicu harga bahan baku terkerek akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Saat ini keadaan industri komponen lokal mengkhawatirkan. Oleh karena itu, pemerintah pun dituntut kembali menggairahkan industri ini agar pasokan komponennya nanti bisa dipasok ke produsen micro car,” ujarnya.

Untuk menyiasatinya, pemerintah perlu membuat regulasi untuk menguatkan industri komponen lokal.

Secara terpisah, Ketua Forum Industri Kecil dan Menengah (IKM) Jabar K. Fuzy Agus meminta pemerintah pusat memberikan keberpihakan yang jelas untuk industri IKM otomotif lokal dengan cara berani mengembangkan industri nasional.

Dia beralasan selama ini industri berskala kecil dan menengah sudah tidak mampu berdaya saing dengan produk impor.

Di satu sisi, pelaku usaha masih memproduksi barang dengan bahan baku impor. Di sisi lain, mereka juga harus bersaing dengan produk impor. Akibatnya,  mereka ada yang gulung tikar maupun jadi trader dari produk impor.

“Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah dalam mengendalikan ketergantungan impor,” ujarnya.

BISNIS.COM

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi