Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terancam Longsor, BNPB Bantu Relokasi 25 Keluarga

image-gnews
ANTARA/ Wahyu Putro A
ANTARA/ Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO , Bantul: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membantu proses relokasi rumah milik 25 keluarga yang terancam longsor di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan bantuan itu menunggu hasil verifikasi mengenai kerentanan longsor di sekitar kawasan permukiman berbukit curam tersebut. "Hari ini BNPB cek lokasinya," kata Dwi pada Jumat, 24 April 2015.

Calon lokasi baru rumah 25 keluarga itu ada di atas tanah kas desa. Tanah itu sekitar 5.000 meter di kampung Bulak Gombal, Desa Wukirsari. Sementara dana pembangunan rumah untuk keperluan relokasi itu akan ditanggung oleh BNPB.

Menurut Dwi, BNPB berencana memberikan bantuan pembangunan rumah senilai Rp 20 juta untuk setiap keluarga. Bentuk rumahnya, menurut Dwi, memang dibangun untuk skala kecil. "Biar diperluas sendiri oleh pemiliknya," kata dia.

Dwi menjelaskan kondisi bukit curam tempat permukiman 25 keluarga tersebut rawan longsor sejak lama. Di atas bukit terdapat mata air yang tidak memiliki jalan khusus untuk mengalir ke bagian bawah. Akibatnya, kondisi tanah di sana jenuh dan ambles secara perlahan.

Hingga kini, amblesan tanah telah mencapai semeter sehingga longsor tinggal menunggu waktu. Salah satu peristiwa amblesan terparah baru diketahui pada Januari 2015.

Sementara di puncak bukit yang berada tepat di atas permukiman penduduk, Dwi menambahkan, terdapat bongkahan batu raksasa yang berpotensi meluncur ke bawah. Batu itu rawan copot dari pijakannya dan menggelinding ke rumah para penduduk apabila terjadi getaran atau kondisi tanah yang semakin rapuh. Padahal, Bantul rawan gempa.

Ketika turun hujan lebat pada tiga hari belakangan, Dwi mengatakan, para pemilik rumah di perbukitan tersebut dihantui kecemasan. Begitu hujan deras datang, mereka harus menyingkir dari rumah. "Tanah sudah ambles, ada batu besar di atas. Kalau hujan, mereka pasti deg-degan," kata dia.

Sementara itu, akibat limpahan air deras yang mengaliri semua sungai besar di Bantul pada Rabu malam, 22 April 2015, sejumlah talud dan tebing juga tergerus. Menurut Dwi, perbaikannya akan dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum DIY. "Infrastruktur sungai di Bantul perlu perbaikan untuk mencegah banjir dan longsor," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dwi mengamati saat hujan lebat mengguyur sungai-sungai di Sleman dan memicu luapan air di bantarannya, kondisi di Bantul masih normal. Tapi, dua jam kemudian, debit air sungai-sungai di Bantul meningkat tajam. Arusnya deras tapi lambat, berarti membawa banyak material sehingga mudah merusak infrastruktur sungai.

Dia mencatat beberapa titik talud di Sungai Gajah Wong, Code, Bedog dan Winongo, yang melintasi kawasan Bantul, rusak setelah ada limpahan air dari Sleman. Semua kerusakan sedang dicatat oleh BPBD Bantul. "Akan segera kami serahkan datanya ke Dinas Pekerjaan Umum," kata Dwi.

Kerusakan juga terjadi pada talud sungai kecil yang berdekatan dengan permukiman. Dwi mencontohkan bantaran anak sungai di samping dinding pagar Perumahan Cepoko Jajar, Kecamatan Piyungan ambrol setelah ada arus air kuat pada Rabu malam.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul, Dewanto Dwipoyono, mencatat puluhan rumah warga sejumlah desa sempat terendam akibat limpahan air deras di sungai-sungai besar di Bantul pada Rabu malam. Pemilik puluhan kolam ikan tawar di pinggiran Sungai Winongo juga merugi karena kebanjiran. BPBD Bantul mencatat ada 200 sumur milik penduduk yang harus dikuras dan diberi disinfektan karena terimbas limpahan air sungai.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Video: Selamat, Yuni Sedih Lihat Ibu & Adiknya Terkubur

13 Mei 2015

Nurhayati, bocah yang kehilangan anggota keluarganya, saat longsor melanda Pengalengan, Bandung. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Video: Selamat, Yuni Sedih Lihat Ibu & Adiknya Terkubur

Dengar gemuruh, Yuni, 10 tahun, lari dari rumah. Tapi, ibunya


kembali ke rumah untuk ambil adiknya yang sakit. Lalu....


Korban Ke-7 Longsor Pangalengan Ditemukan

12 Mei 2015

Tim gabungan pencari korban longsor dibantu alat berat, masih mencari korban yang terkubur di Kampung Cibitung, Margamukti, Pangalengan,  Bandung, 11 Mei 2015. TEMPO/Prima Mulia
Korban Ke-7 Longsor Pangalengan Ditemukan

Pada hari pertama perpanjangan status tanggap darurat bencana tanah longsor Pangalengan, tim gabungan evakuasi menemukan satu korban tewas.


LBH Desak Polisi Usut Tuntas Longsor Pangalengan

12 Mei 2015

Tim gabungan pencari korban longsor dibantu alat berat, masih mencari korban yang terkubur di Kampung Cibitung, Margamukti, Pangalengan,  Bandung, 11 Mei 2015. TEMPO/Prima Mulia
LBH Desak Polisi Usut Tuntas Longsor Pangalengan

Longsor di Pangalengan termasuk kejahatan korporat.


Keluarga Korban Longsor Pangalengan Mulai Pasrah  

11 Mei 2015

Petugas penyelamat mengerahkan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Mei 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Keluarga Korban Longsor Pangalengan Mulai Pasrah  

Wanwan pasrah akan nasib pamannya yang belum ditemukan.


VIDEO: Pipa Gas Bermasalah, Longsor Hantam Pipa Lain, Buum  

11 Mei 2015

Pipa PT Star Energy di longsoran Pengalengan, Bandung. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
VIDEO: Pipa Gas Bermasalah, Longsor Hantam Pipa Lain, Buum  

Hasil pemeriksaan awal, kata Kapolres Bandung, AKBP Erwin
Kurniawan, PT Star Energy mengakui beberapa pipa bermasalah
karena pergeseran tanah.


Longsoran di Pangalengan Seperti Roll ke Bawah

11 Mei 2015

Longsor di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Longsoran di Pangalengan Seperti Roll ke Bawah

Kontur tanah berkarakter landai. Bentangan longsoran kampung Cibitung seluas 2 kali lapangan sepak bola.


Begini Polwan Cantik Ini Hibur Korban Longsor Pangalengan  

10 Mei 2015

Polwan cantik dari Polres Bandung lakukan trauma healing kepada korban longsor Pengalengan. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Begini Polwan Cantik Ini Hibur Korban Longsor Pangalengan  

Polwan cantik dari Kepolisian Resor Bandung melakukan trauma

healing kepada belasan anak-anak yang menjadi korban longsor

Pangalengan, Bandung.


Satu Lagi Korban Tewas Longsor Pangalengan Ditemukan

9 Mei 2015

Petugas penyelamat mengerahkan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Mei 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Satu Lagi Korban Tewas Longsor Pangalengan Ditemukan

Tim gabungan evakuasi longsor Pangalengan kembali menemukan









satu korban tewas berjenis kelamin wanita.


VIDEO: Saat Longsor Hantam Pipa Gas, Meledak, Lalu...

9 Mei 2015

Longsor di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
VIDEO: Saat Longsor Hantam Pipa Gas, Meledak, Lalu...

Kepala Harian BNPD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, longsoran tersebut menghantam pipa panas bumi.


Longsor, Star Energy Diminta Pindahkan Pipa  

9 Mei 2015

Warga melihat pipa gas panas bumi milik PT Geothermal Star Energy yang terkena longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, 7 Mei 2015. Hujan lebat terus menerus sejak tanggal 2 Mei sampai 4 Mei 2015 diduga menjadi penyebab longsor. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Longsor, Star Energy Diminta Pindahkan Pipa  

Pipa geothermal di lokasi longsor di Pangalengan sebaiknya
dipindahkan.