TEMPO.CO, Padang - Manajemen Semen Padang merugi sekitar Rp 150 juta akibat pembatalan laga melawan Persela Lamongan, dalam lanjutan kompetisi Qatar National Bank League 2015. Kerugian itu dihitung berdasarkan biaya transportasi dan akomodasi tim yang sudah tiba di Lamongan, Jawa Timur sejak Kamis, 23 April 2015.
Direktur Teknik Semen Padang, Asdian, menyebutkan angka tersebut dihitung dari pembiayaan transportasi dan akomodasi tim.
"Transportasi ke Lamongan menghabiskan sekitar Rp 112 juta. Untuk akomodasi hingga besok (Ahad) mencapai Rp 44 juta," ujar dia, Sabtu 25 April 2015.
Semen Padang seharusnya berhadapan dengan Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Sabtu 25 April 2015. Namun, Kepolisian Daerah Jawa Timur tidak mengizinkan penyelenggaraan pertandingan tersebut.
Kerugian tersebut, Asdian menuturkan, belum termasuk gaji pemain dan official. Sebab, sudah ada beberapa kali penundaan. Sementara, pemain belum bisa dimanfaatkan.
Menurut Asdian, konflik antara Menteri Pemuda dan Olahraga dan PSSI harus segera dicarikan solusinya agar kompetisi bisa kembali bergulir sehingga tidak merugikan klub dan pemain. "Harus ada win-win solution," kata dia.
Adanya pembatalan pertandingan, Asdian menerangkan, bisa mempengaruhi mental pemain yang sudah siap tempur. Menurut dia, timnya yang kini ditangani mantan pelatih tim nasional Nil Maizar sudah siap tempur.
Walaupun batal bertanding, manager Semen Padang Suranto mengatakan, timnya tetap akan bertahan di Lamongan hingga Ahad 26 April 2015. Mereka masih menunggu keputusan PT Liga Indonesia yang akan rapat dengan klub-klub di Liga QNB besok. "Jika kompetisi tidak dilanjutkan, Senin kita balik ke Padang," ujarnya.
Para pemain akan tetap berlatih untuk menjaga kondisi kebugaraanya. "Tadi pagi dan besok pagi anak-anak tetap latihan," kat Suranto.
ANDRI EL FARUQI