TEMPO.CO, Lamongan-Persela Lamongan mengaku rugi sekitar Rp 170 juta karena batal menjamu Semen Padang dalam lanjutan Liga Qatar National Bank di Stadion Surajaya, Sabtu, 25 April 2015. Kerugian makin membengkak bila ditambah uang sponsor Rp 50 juta tiap pertandingan yang urung didapat.
Menurut ketua pelaksana pertandingan, Sujito, kerugian sebesar itu berasal dari hasil penjualan tiket terusan kelas VIP seharga Rp 3 juta, kelas menengah Rp 2 juta per musim dan tribun atas Rp 1 juta per musim. Dengan model tiket terusan tersebut panitia pelaksana lebih mudah menghitung pemasukan tiap pertandingan.
“Angka kerugian itu yang jelas kelihatan,” ujar Sujito, Sabtu, 25 April 2015. Adapun pemasukan dari sponsor sifatnya permanen. Pembayaran oleh sponsor dilakukan satu musim sekali.
Media Officer Persela Arif Bachtiar mencontohkan pemasukan sponsor yang jika dirata-rata tiap pertandingan senilai Rp 50 juta. Sehingga jika ditambah dari pemasukan penjualan karcis, totalnya sekitar Rp 230 juta. “Harusnya, ini jadi catatan orang-orang di Jakarta,” ujar Arif.
Kerugian Persela tak hanya karena batal menjamu Semen Padang. Sebab sebelumnya mereka juga tekor Rp 200 juta akibat urung menjamu Pelita Bandung Raya pada 21 April 2015. Selain kerugian materi, lanjut Arif, Persela juga rugi mental. "Para pemain telah siap bertanding tapi tidak jadi. Ini kan membuat mental mereka jatuh," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf mengatakan sudah menerima surat resmi berupa tembusan surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia tentang pelarangan memberikan izin pertandingan kepada klub-klub yang ada di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang telah resmi dibekukan.
Karena itu, jika ada pertandingan Liga QNB di Jawa Timur, pihaknya akan segera menindak tegas. “Kami akan imbau kepada mereka untuk bubar dan menghentikan pertandingan,” kata Anas.
SUJATMIKO