TEMPO.CO, Cilacap - Tiga hari ini bisa jadi menjadi malam yang panjang untuk 10 terpidana mati, terutama bagi anggota Duo Bali Nine, Myuran Sukumaran, asal Australia. Melalui karya lukisannya, ia menyampaikan pesan tentang waktunya yang tinggal 72 jam lagi itu.
"Self portrait, 72 hours just started. Myuran Sukumaran. Besi Prison. Nusakambangan. 25-04-2015," tulis Myuran di balik lukisan dengan ukuran 1,5 x 1 meter itu.
Tiga lukisan portrait dibawa pengacara duo Bali Nine, Julian McMahon dari Nusakambangan, Sabtu 25 April 2015. Ia menjenguk duo Bali Nine untuk memberitahukan soal pelaksanaan eksekusi yang akan dilaksanakan 72 jam lagi. Waktu tiga hari bagi terpidana mati untuk menjalani masa isolasi.
Dua pesan Sukumaran lainnya, ia menulis "A Bad sleep last night, our new prison". Tulisan terakhir, "Strong day". Tiga lukisan itu dibuat Sukumuran di sel barunya. Sel isolasi.
Pengacara terpidana mati lainnya, Raheem Agbaje Salami, Utomo Karim mengatakan, kliennya sudah masuk sel isolasi. "Hitung sendiri 72 jam dari masa isolasi," katanya.
Nusakambangan terlihat murung. Wajah-wajah pasrah bisa terlihat dari wajah-wajah yang hendak ke pulau penjara itu.
Hasil lukisan Myuran Sukumaran, tidak akan dilelang oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Kerobokan, Kabupaten Badung. "Lukisannya tidak akan kami lelang. Semua lukisannya kami simpan di galeri," kata Kepala LP Kerobokan Sudjonggo di Kerobokan, Kabupaten Badung, Rabu, 4 Maret 2015.
Menurut Sudjonggo, lukisan Myuran cukup banyak. Sebagian ada yang dibagikan kepada terpidana lainnya dan sebagian untuk keluarga Myuran. Sedangkan sisanya akan tetap disimpan di dalam museum. "Namun, kami tidak akan melelang sepeninggal terpidana ke Nusakambangan," kata Sudjonggo.
Sudjonggo mengaku memiliki sejumlah kenangan dengan kedua terpidana mati, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, selama dibina di LP Krobokan. "Banyak kenangan yang kami lalui, baik saat makan bersama dan kebersamaan lainnya," katanya.
ARIS ANDRIANTO