TEMPO.CO, Jakarta - PSM Makassar menginginkan ganti rugi finansial lantaran terpaksa membatalkan pertandingan melawan Persegres Gresik United dalam laga lanjutan kompetisi QNB League di Stadion Petrokimia, Gresik, Minggu, 26 April 2015. Pembatalan ini merupakan buntut kekisruhan yang terjadi antara Menteri Pemuda dan Olahraga serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Kami mau ketemu Menpora besok (Senin, 27 April) dan PSSI (Minggu sore, 26 April)," kata Media Officer PSM Ramli Manong kepada Tempo, Minggu, 26 April 2015.
Menurut Ramli, pertandingan tersebut batal digelar lantaran Menpora menginstruksikan kepada kepolisian agar tidak mengeluarkan izin keramaian. Untuk itu, manajemen PSM akan melaporkan kerugiannya kepada Menpora, PSSI, dan PT Liga Indonesia. "Kami serbasalah. Disuruh datang ke Jawa Timur, tapi pertandingan tidak digelar. Tidak datang, kita dikenakan sanksi sama PSSI," ujar Ramli.
Ramli mencontohkan kerugian yang harus ditanggung klubnya. PSM yang diwajibkan datang bertandang di Jawa Timur harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 115 juta. "Tapi pertandingan tidak digelar. Otomatis, kita pasti dirugikan," tuturnya.
Dia mengaku kecewa dengan pembatalan pertandingan ini. Untuk itu, PSSI menjadwalkan bertemu dengan 18 klub terkait dengan pembatalan pertandingan. Menpora juga menjadwalkan bertemu dengan 16 klub yang lolos verifikasi, karena dua klub, yakni Arema Cronus dan Persebaya Surabaya, tidak lolos verifikasi.
Menanggapi batalnya pertandingan, Kapten PSM Makassar Syamsul Chaeruddin mengaku kecewa karena QNB League sudah dua kali ditunda. Padahal, menurut Syamsul, sepak bola merupakan olahraga yang sangat diminati masyarakat. Namun, jika ini terus berlarut- larut, sepak bola Indonesia tidak bakal berkembang. "Kami sudah lama berlatih keras, tapi Liga ditunda lagi," katanya.
DIDIT HARIYADI