TEMPO.CO, Nepal - Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter di Nepal turut mengguncang Pegunungan Everest. Akibatnya, longsoran salju Everest menewaskan sedikitnya 13 pendaki yang tengah berada di gunung itu.
Pendaki gunung asal Rumania, Alex Gavan, sempat mencuit di akun Twitter-nya tentang kondisi di lereng Pegunungan Everest saat gempa terjadi. Alex termasuk salah satu yang selamat setelah berhasil keluar dari tenda yang terkena longsoran salju saat gempa terjadi.
"Ini bencana sangat besar. Tolong bantu kirimkan tim evakuasi ke area base camp. Banyak orang meninggal. Lebih banyak lagi yang terluka parah. Jika terlambat ditolong, korban jiwa akan lebih banyak jatuh," kata Gavan, seperti dilansir oleh The Guardian, Minggu, 26 April 2015.
Selain itu, para pendaki yang terjebak di camp masing-masing berlomba mengirimkan sinyal bantuan agar helikopter dapat evakuasi korban yang terluka parah. Namun, staf Kementerian Pariwisata Nepal, Gyanendra Shrestha, mengatakan longsoran salju mengakibatkan jarak pandang sangat buruk untuk penerbangan sehingga kemungkinannya kecil untuk segera mengirimkan tim evakuasi.
Sedikitnya, ada 300 pendaki dunia yang ada di Gunung Everest saat gempa mengguncang Nepal. Pendaki yang ada di area puncak Everest adalah yang paling urgent untuk dievakuasi. Pasalnya, Khumbu Icefall, jalan yang sudah dipasangi tali dan tangga dan biasa dilewati pendaki untuk mencapai area yang lebih tinggi, sudah rusak parah akibat gempa. Ratusan suku lokal Nepal, Sherpa, juga terjebak di tengah longsoran salju Everest.
Pendaki asal Inggris, Gareth Douglas, juga sempat mem-posting di Facebook bahwa timnya dalam keadaan baik-baik saja. "Base camp kami yang ada di bagian utara Everest baik-baik saja. Sementara itu, ABC (advanced base camp) juga OK tapi ada longsoran yang menyebabkan satu pendaki patah kaki," ujar Douglas.
Choti Sherpa, staf Assosiasi Pendaki Gunung Everest, mengatakan dirinya tak dapat menghubungi satu pun keluarga atau rekan kerjanya yang sedang ada di Everest saat ini. "Kami semua sangat khawatir karena tak ada satu pendaki pun yang menjawab telepon," kata dia.
Bulan April merupakan saat yang paling banyak diminati oleh para pendaki dunia untuk mendaki gunung Everest.Peristiwa longsor di base camp di puncak Gunung Everest sebelumnya terjadi pada April 2014 yang menewaskan 16 orang.
YOLANDA RYAN ARMINDYA | THE GUARDIAN