TEMPO.CO, Makassar - Dua orang yang diduga terkait dengan teroris jaringan Daeng Koro, Ambo Ece dan Ustad Basri, diterbangkan ke Jakarta, Sabtu, 25 April 2015. Keduanya dikawal ketat sekitar 17 anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI. Mereka bertolak ke Jakarta menggunakan pesawat Lion Air JTT 779.
"Iya, benar keduanya sudah di Jakarta untuk diperiksa intensif," kata Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Riyanto saat dihubungi Tempo, Minggu, 26 April.
Agus menerangkan pemeriksaan intensif dilakukan guna mengungkap tuntas jaringan dan tindak kejahatan terorisme dari Ambo Ece dan Ustad Basri. Lokasi pemeriksaan keduanya enggan disebutkan. "Itu kewenangan penyidik," tutur Agus. Soal tindak lanjut penanganan perkara, Agus juga enggan berbicara banyak mengingat hal tersebut masih dalam proses pendalaman dan pengembangan.
Ambo Ece yang ditangkap di Bulutironge, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, 21 April. Ambo Ece diduga tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur dan disinyalir terlibat pembunuhan dua anggota Polres Poso, Ajun Inspektur Satu Sudirman dan Brigadir Andi Sapa di Tamanjeka, Poso, beberapa waktu lalu.
Dalam latihan ala militer dari kelompok teroris Poso, Ambo Ece disinyalir merupakan pelatih bela diri, masing-masing di Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada 2011 dan di Tamanjeka, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada 2012. Pria yang berprofesi sebagai petani itu juga pernah diperintahkan mengirim uang ke Poso untuk kepentingan teror.
Sedangkan Ustad Basri, yang dibekuk di depan Apotek Bungadia di BTN Hartaco Indah, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Jumat, 24 April, diduga terlibat dalam beberapa kegiatan bernuansa teror. Di antaranya, mengetahui rencana pelemparan bom kepada Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan memfasilitasi pemberangkatan warga negara Indonesia ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Tidak hanya itu, Agus mengatakan Ustad Basri disinyalir sempat menyembunyikan sejumlah terduga teroris. Tindakan pemimpin Pondok Pesantren Tandfizul Al-Quran itu jelas-jelas mendukung aksi terorisme. "Dia menampung terduga teroris yang masuk DPO," ucap Agus.
Tahun lalu, Ustad Basri juga sempat bikin heboh dengan merekrut dan membaiat anggota ISIS di Masjid Ridha, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengatakan pihaknya menyerahkan tindak lanjut penanganan kasus itu kepada Densus 88.
TRI YARI KURNIAWAN