Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Resep Anti Mabuk dari Mesir Kuno

image-gnews
Ilustrasi. drinkinganddrivingstatistics.org
Ilustrasi. drinkinganddrivingstatistics.org
Iklan

TEMPO.CO, London - Menyembunyikan efek alkohol pada era Mesir kuno adalah pekerjaan yang cukup merepotkan. Menurut sebuah naskah papirus kuno berbahasa Yunani, orang Mesir saat itu harus mencari daun Alexandrian chamaedaphne (Ruscus racemosus) untuk dikalungkan di leher para pemabuk. Padahal, daun ini terbilang sulit dicari.

Orang Mesir kuno percaya daun chamaedaphne dapat menghilangkan sakit kepala. "Atas dasar itulah daun tersebut digunakan untuk meredakan sakit kepala yang ditimbulkan alkohol," kata Vivian Nutton, profesor filologi di University College London, seperti dikutip dari Live Science, 21 April 2015. Nutton memimpin studi naskah papirus yang berisi pengobatan untuk orang mabuk ini.

Naskah papirus berumur 1.900 tahun yang berisi pengobatan untuk orang mabuk ini adalah salah satu dari 500 ribu naskah yang ditemukan di Oxyrhynchus, kota kuno di Mesir. Adalah Bernard Grenfell dan Arthur Hunt, dua orang filolog, yang menemukan semua naskah tersebut pada satu abad lalu.

Beberapa naskah juga memuat cara pengobatan lain, semisal cara mengobati mata. Ada pula selusin naskah papirus berisi resep membuat obat mata bernama collyrium. Naskah lainnya juga mengungkapkan cara untuk mengobati rheum, penyakit mata berlendir, dengan menggunakan beberapa bahan, seperti serpih tembaga, oksida antimon, timah putih, dan bahan lainnya.

Nutton mengatakan naskah papirus juga ada yang memuat cara pengobatan mata tanpa operasi. Hanya naskah tersebut masih sulit dibaca dan ada beberapa kata yang belum diketahui maknanya. Meski begitu, naskah tersebut sangat penting. "Karena zaman itu belum ada anastesi," ujar Nutton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teks yang dimaksud Nutton berbunyi, "...mata...saya mulai...dengan sebuah alat...yang lain dari kuil...untuk menghapus benda dengan pisau bulat berbilah kecil...tepi kelopak mata bagian luar...". Teks ini diterjemahkan oleh Marguerite Hirt, filolog dari University of Cambridge.

Studi mengenai naskah obat ini baru saja dilakukan. Selain obat mabuk dan mata, menurut Nutton, naskah medis ini berisi tentang cara pengobatan wasir, borok, gigi, dan operasi. Naskah papirus yang berisi cara pengobatan kini dimiliki oleh Egypt Exploration Society dan disimpan di Perpustakaan Sackler Library di Oxford University.

Untuk menganalisis naskah-naskah tersebut, para peneliti mengkonfirmasi hasil terjemahan mereka dengan kebudayaan Yunani di Mesir. Penduduk Oxyrhynchus saat itu, kata dia, memang sangat dipengaruhi kebudayaan Helenistik yang datang dari Yunani. Kebudayaan ini masuk setelah Alexander Agung menaklukkan Mesir.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

2 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

22 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

26 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

27 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

28 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

44 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.