TEMPO.CO, Jakarta - Jejaring sosial Google Plus yang diluncurkan Google dinilai kurang mampu menarik pengguna baru. Sejumlah mantan pegawai Google mencurahkan pendapatnya soal penyebab layanan jejaring sosial itu kurang diminati publik.
Menurut seorang mantan karyawan Google yang dirahasiakan identitasnya, ini karena Google Plus berusaha meniru jejaring sosial Facebook.
Baca Juga:
"Jejaring sosial itu telat memasuki pasar dan hanya meluncurkan produk sekadar ingin berkompetisi saja," kata seorang mantan pegawai lain, seperti dikutip Business Insider, Senin, 27 April 2015.
lainnya bercerita cukup unik. Menurut pegawai ini, para pegawai Google yang mengerjakan layanan Google Plus merupakan karyawan khusus yang bekerja di tempat yang khusus.
Ini dilakukan untuk mencegah agar fitur baru dari produk ini tidak bocor ke publik sebelum diluncurkan. Alasan lain adalah ini untuk mencegah nama pegawai Google Plus bocor dan direkrut oleh kompetitor seperti Facebook.
Para pegawai Google Plus ini juga memiliki kafetaria khusus yang disebut Cloud.
"Para pegawai Google yang lain dilarang untuk bersantap di kafetaria Cloud," ucap sumber ini. "Pokoknya, ada kekhawatiran yang meluas." Google Plus diluncurkan pada 2011 dan hingga kini kurang mendapatkan perhatian publik.
BUSINESS INSIDER | BUDI RIZA