TEMPO.CO, Jakarta - Potensi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan menarik minat perusahaan Turki, Hitay Energy Holding. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridha Mulyana mengatakan perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan studi untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.
"Mereka lagi survei ke delapan wilayah kerja," katanya usai mengisi diskusi energi di Warung Bumbu Desa, Cikini, Ahad, 26 April 2015.
Semua wilayah kerja yang sedang dikaji Hitay berada di Pulau Sumatera. Hasil survei tersebut diperkirakan selesai bulan Desember tahun ini.
Ridha mengatakan investor Cina belum ada yang berminat untuk pembangkit listrik energi baru dan terbarukan. Cina diperkirakan belum mengetahui perkembangan mengenai industri sektor energi ramah lingkungan tersebut. Selain Cina, investor Amerika seperti Chevron, juga tertarik sektor energi baru dan terbarukan.
Pemerintah menargetkan lelang 26 wiilayah kerja panas bumi hingga tahun 2019. Untuk tahun ini, sebanyak sepuluh wilayah kerja telah dllelang oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ridha berkata pembangkit tenaga panas bumi baru menghasilkan energi setelah tujuh tahun pelaksanaan proyek. Untuk masa eksplorasi, pembangkit panas bumi membutuhkan waktu tiga hingga lima tahun. "Belum fasilitas di lapangan, instalasi, komisioning."
ALI HIDAYAT