TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kelanjutan kompetisi Liga Super Indonesia yang sekarang bernama Qatar National Bank League 2015. Pernyataan itu dikeluarkan setelah menggelar rapat bersama 18 klub pesertanya di kantor Kemenpora, Senin, 27 April 2015.
Menpora menegaskan pihaknya tidak ada niat menggorbankan kompetisi, klub dan pemain. Ia mengatakan fokus pemerintah memastikan liga berjalan sesuai peraturan dan perundangan. "Pemerintah meminta untuk sesegera mungkin memutar kembali kompetisi," ujar Menpora dalam pernyataan resminya itu.
PT Liga yang selama ini menjadi operator kompetisi diharapkan melanjutkan kembali kompetisi. Pemerintah, Menpora menambahkan, tidak berniat membuat operator liga yang baru untuk memutar kompetisi.
Persoalan liga, menurut Menpora, berbeda dengan sikapnya terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sudah jelas seperti dalam SK Menpora No. 01307. "Tetap dengan keputusan menjatuhkan sanksi administratif pengurus PSSI dan kegiatan-kegiatannya." Apalagi, PSSI telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Urusan Niaga. "Biarkan hukum yang memutuskan."
Karena PSSI dibekukan, PT Liga bisa melanjutkan kompetisi dengan supervisi pemerintah. Menpora menegaskan jika bentuk supervisi bukan berupa intervensi terhadap jalannya kompetisi tetapi lebih untuk memastikan PT Liga mengadopsi prinsip tata kelola dan transparansi.
Menpora mengatakan perbaikan tata kelola itu harus diwujudkan dalam beberapa langkah, seperti PT Liga membuka nilai kontrak komersial dengan BV Sport dan QNB, pembagian hak-hak komersial yang akan diterima klub serta menjelaskan kapan dan bagaimana klub dibayarkan sesuai jadwal yang ditentukan.
"Tujuan langkah-langkah itu adalah penguatan steakholder sepak bola khususnya klub dan pemain, pelatih serta ofisial," kata Menpora. Agar prinsip-prinsip perbaikan tata kelola sepak bola dan kompetisi bisa dipraktikkan, pemerintah akan segera mengumumkan Tim Transisi. "Merekalah yang akan memberikan supervisi terhadap pelaksanaan kompetisi ISL dan di bawahnya," poin terakhir Menpora.
RINA WIDIASTUTI