TEMPO.CO, Bandung - Ketua Taruna Hiking Club (THC), Grahito Handaru, mengatakan kedua temannya tak memberi kabar sejak terjadinya gempa sebesar 7,8 skala Richter di Nepal. Kedua temannya yang juga pasangan suami-istri Kadek Andana, 27 tahun, dan Alma Parahita, 32 tahun, mendaki Gunung Yalapik dan Gunung Nayakanga di Nepal sejak 19 April 2015.
Pasangan ini lolos seleksi tim ekspedisi Nepal 2015 yang digagas oleh THC Bandung. "Mereka berangkat dari Bandung pukul 02.00, lalu terbang dari Jakarta pukul 5.30,” ujar Grahito, saat ditemui wartawan di sekretariat THC, Jalan Bukit Dago Utara, Bandung. THC merupakan kelompok pencinta alam yang aktif diikuti oleh pasangan itu.
Tim Ekspedisi Nepal THC 2015 ini terdiri dari sembilan orang. Di Negeri Seribu Kuil itu, kata Grahito, keduanya dipandu oleh sherpa (warga Nepal petunjuk jalan), seorang dokter, dan koki masak. Menurut dia, sejak Rabu, 22 April 2015, keduanya sudah tak memberi kabar. "Terakhir kontak saat mereka melakukan aklimatisasi (adaptasi cuaca) di pos pendakian area Langtang Village,” kata dia. Dia menjelaskan, Langtang Village merupakan wilayah dengan sinyal yang minim.
Pada Sabtu, 25 April 2015, mereka dinyatakan hilang oleh Kementerian Luar Negeri RI. Kabar tersebut membuat sekretariat THC khawatir. Ia lalu menghubungi rekannya, pemilik perusahaan operator Monex dan Himax di sana, untuk menanyakan kondisi lokasi pendakian mereka. Grahito menerima informasi bahwa wilayah Langtang dalam kondisi darurat.
Hingga saat ini, THC dan keluarga keduan korban masih menunggu informasi dari Nepal. Grahito menyatakan kelompoknya belum menerima kabar terkait dengan tim evakuasi dari Indonesia yang diterjunkan ke Nepal.
Kadek, Alma, dan Jeroen Hehuwat, 39 tahun, adalah tiga warga Bandung yang diduga hilang di Nepal sejak gempa dahsyat yang terjadi di sana pada Sabtu, 25 April 2015. Kementerian Luar Negeri mencatat, ada 34 warga negara Indonesia yang berada di Nepal kala gempa mengguncang negara itu. Komunikasi di Nepal dikabarkan terputus sehingga keberadaan WNI yang hilang masih sulit dilacak.
PERSIANA GALIH