Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gempa Nepal, Jalur Pendakian Everest Tertutup?

image-gnews
Longsoran kecil di Gunung Pumori terlihat dari Everest Base Camp, Nepal, 26 April 2015. Puluhan ribu warga Nepal mewaspadai datangnya gempa susulan saat mereka mencari sanak famili yang menjadi korban. Azim Afif via AP
Longsoran kecil di Gunung Pumori terlihat dari Everest Base Camp, Nepal, 26 April 2015. Puluhan ribu warga Nepal mewaspadai datangnya gempa susulan saat mereka mencari sanak famili yang menjadi korban. Azim Afif via AP
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: - Gempa yang mendera sebagian besar wilayah Nepal turut mempengaruhi kondisi ekologi di sekitarnya, salah satunya lembah Gunung Everest. Longsoran salju merendam hampir sama sekretariat pendakian gunung tertinggi di dunia itu sehingga membuat jalur Everest via Nepal menjadi tertutup.

"Gempa ini membuat gunung Everest saat ini semakin tidak mungkin untuk didaki," ujar Perusahaan Ekspedisi asal Amerika Serikat, AAI, yang membantu evakuasi korban longsoran Everest, sebagaimana dikutip The Guardian, Senin, 27 April 2015.

Longsoran berasal dari gletser Khumbu atau Khumbu Icefall, di ketinggian 5.486 meter di atas permukaan laut. Pada keadaan normal, topografi Khumbu memang kerap menjatuhkan patahan gletser skala kecil yang tidak begitu membahayakan.

Kini, karena Pendakian via Nepal tidak memungkinkan, hanya satu alternatif yang tersedia bagi pendaki, yaitu jalur punggungan utara (North Ridge). Jalur ini ditempuh melalui gerbang tibet.

Jalur ini lebih jarang dipakai karena medan yang curam dan perjalanan yang memakan waktu. Sebelum gempa, pendakian Everest biasanya melalui jalur Nepal atau jalur Punggungan Tenggara (Southeast Ridge) yang elevasinya tidak securam jalur utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Longsoran Khumbu memakan korban tewas 18 orang dan 60 lainnya luka-luka. Sejak kemarin, evakuasi telah berlangsung dengan menggunakan helikopter.

"Jalannya sekarang menjadi sangat sulit," kata Juru Bicara AAI.

ROBBY IRFANY | THE GUARDIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

7 Agustus 2015

Seorang wanita terluka di bagian kepala terkena reruntuhan bangunan saat gempa susulan kembali mengguncang Nepal, 12 Mei 2015. Pusat gempa berada di 76 kilometer sebelah timur Kathmandu. REUTERS/Navesh Chitrakar
Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

Sebanyak 17 jasad baru kembali ditemukan empat bulan setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Nepal.


Siswa Nepal Mulai Sekolah: Menyakitkan Lihat Puing Kelasku  

1 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Siswa Nepal Mulai Sekolah: Menyakitkan Lihat Puing Kelasku  

Lebih dari 32 ribu ruang kelas rusak akibat gempa berkekuatan 7,9 SR yang mengguncang Nepal pada 25 April 2015.


Heli PM Nepal Dipinjam untuk Angkut Korban Gempa

15 Mei 2015

Korban gempa menahan sakit ketika dipindahkan dari rumah sakit ke tempat terbuka saat gempa susulan kembali mengguncang Nepal, 12 Mei 2015. Gempa juga dirasakan di bagian utara India, Tibet, hingga Bangladesh. REUTERS/Navesh Chitrakar
Heli PM Nepal Dipinjam untuk Angkut Korban Gempa

Perdana Menteri Koirala menunggu di tenda kecil sampai helikopternya kembali dari mengantar wanita korban gempa yang sekarat.



Helikopter AS Hilang Saat Angkut Bantuan Korban Gempa Nepal

13 Mei 2015

Helikopter Marinir Amerika memberi bantuan kepada korban gempa di Nepal, 11 Mei 2015. REUTERS/Hernan Vidana/U.S. Marine Corps
Helikopter AS Hilang Saat Angkut Bantuan Korban Gempa Nepal

Helikopter tengah terbang dari bandara Kathmandu sebagai bagian dari operasi 'Sahayogi Haat' AS, yang berarti 'uluran tangan'.


Gempa Lagi di Nepal, Setidaknya 54 Orang Tewas

13 Mei 2015

Dua anak laki-laki membantu membersihkan puing-puing bangunan rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Bungamati, Nepal, 10 Mei 2015. SAJJAD HUSSAIN/AFP/Getty Images
Gempa Lagi di Nepal, Setidaknya 54 Orang Tewas

Ribuan orang terluka akibat gempa yang terjadi hari ini.


Gempa Lagi, 42 Warga Nepal Tewas  

12 Mei 2015

Seorang anak laki-laki melihat rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Sankhu, Kathmandu, Nepal, 11 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Gempa Lagi, 42 Warga Nepal Tewas  

"Hidup saya seperti berhenti selama beberapa menit."


Gempa Nepal Renggut Nyawa 8.000 Orang  

11 Mei 2015

Kiri: Patung Raja Pratap Malla di Lapangan Durbar, Kathmandu, Nepal pada 15 Februari 2015. Kanan: Patung yang dibuat pada abad ke-17 ini jatuh setelah gempa 7,9 SR pada 28 April 2015. Nytimes.com
Gempa Nepal Renggut Nyawa 8.000 Orang  

Guncangan gempa susulan terus terasa di negara Asia Tengah itu hingga Jumat pekan lalu.


Satu WNI Selamat, Empat Masih Hilang di Nepal

9 Mei 2015

Seorang ibu mencuci pakaian keluarganya dengan menggunakan air seadanya saat berada di tempat pengungsian di Kathmandu, Nepal, 8 Mei 2015. REUTERS
Satu WNI Selamat, Empat Masih Hilang di Nepal



Tim menuju ke lokasi menggunakan pesawat Sheer Air EC 350, mencoba menelusuri lokasi ditemukannya identitas milik Alma Parahita sesuai informasi yang diperoleh dari Tim SAR Spanyol.


Nasib Tiga Pendaki Indonesia di Nepal Belum Jelas  

8 Mei 2015

Dari kiri: Jeroen Hehuwat, Kadek Ardana, dan Alma Parahita, tiga pendaki yang hilang kontak saat gempa Nepal di pusat krisis Taruna Hiking Club, Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Prima Mulia
Nasib Tiga Pendaki Indonesia di Nepal Belum Jelas  

Tim pencari sempat menemukan kartu identitas milik Alma Parahita.