Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Mirip Bilqis Tak Langka Lagi?

image-gnews
REUTERS/Rick Wilking
REUTERS/Rick Wilking
Iklan

TEMPO.CO , Surabaya:Meskipun kejadiannya disebutkan 1 diantara 35 ribu kelahiran, kelainan atresia bilier tak bisa dianggap remeh. Penyakit yang semula ditulis literatur kedokteran Barat sebagai penyakit bawaan lahir (congenital), dewasa ini terbantahkan.

“Memang jarang, tapi di luar negeri sendiri hanya 10 persen kasus yang merupakan atresia bilier bawaan lahir. Sisanya adalah perinatal alias bukan bawaan,” kata Bagus Setyoboedi, dokter subspesialis gastrohepatology di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya, Selasa 28 April 2015.

Bahkan, angka kasus kelainan fungsi kantong empedu itu kini mengalami peningkatan. Bagus mengungkapkan, dalam tiga bulan terakhir RSUD Dr Soetomo menangani lima kasus.

“Dan ini tidak hanya ditemui pada bayi dengan keluarga tidak mampu. Tak sedikit yang berasal dari keluarga menengah ke atas,” ujarnya menunjuk kasus Safiyah, bayi tujuh bulan, yang ikut ditanganinya saat ini. Safiyah Naila adalah putri semata wayang Puguh Cahyono, seorang penarik becak di Mojokerto.

Bagus menegaskan, pencegahan dini sangat dibutuhkan agar anak dengan atresia bilier bisa segera ditangani. Menurut dia, yang terjadi sebagian besar pasien datang dengan kondisi terlambat. “Banyak yang sudah tahap sirosis hati,” kata dia.

Masyarakat juga harus diedukasi, karena paradigma yang salah tentang kulit kuning pada bayi. Para ahli kesehatan, termasuk orang tua, harus waspada jika putra-putrinya berkulit kuning.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalau 2 minggu setelah kelahiran kulitnya masih kuning, langsung cek bilirubin-nya," katanya sambil menambahkan, "Juga jika berak berwarna pucat atau lebih putih, hati-hati.”

Sebab, Bagus menjelaskan, kulit kuning dan berak pucat mengindikasikan fungsi kantung empedu yang terganggu. Ditambah perut membesar, itu artinya kelenjar limfa tengah membesar pula. “Hal itu biasanya diikuti dengan albumin rendah.”

Sampai saat ini, kata Bagus, operasi kasai hanya berfungsi sebagai terapi perantara bagi pasien atresia bilier. Operasi penyambungan hati ke usus halus itu dilakukan agar cairan empedu langsung terbuang. “Tapi ini fungsinya sementara. Seharusnya dilanjutkan dengan transplantasi hati,” kata dia.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.