TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Humas dan Pemberitaan Dewan Perwakilan Rakyat Djaka Dwi Winarko mengatakan tak akan melepas atau memindahkan puluhan rusa yang dirawat di taman Kompleks Parlemen Senayan meski biaya perawatannya tinggi. Ia menilai rusa tersebut bisa jadi sarana pembelajaran dan hiburan bagi pengunjung parlemen, sekaligus hadiah kenang-kenangan dari Istana Bogor kepada DPR.
"Biarkan saja di sana. Kalau anak sekolah studi banding, mereka bisa melihat rusa untuk hiburan," kata Djaka saat ditemui di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 29 April 2015.
DPR sempat mendapat kritik dari pengamat dan masyarakat karena menganggarkan belanja rumah tangga yang besar. DPR mengumumkan pagu atau rencana anggaran perawatan rusa sebesar Rp 650 juta. "Realisasinya hanya Rp 500 juta," ucap Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyas Tuti, Selasa, 14 April 2015.
Djaka menyebutkan total biaya perawatan rusa sebesar Rp 540 juta. "Ada biaya perawatan, pemeliharaan, pakan plus suplemen, dan alat penunjang," ujar Djaka.
Awalnya, DPR menetapkan pagu sebesar Rp 640 juta. Setelah lelang terbuka lewat e-procurement, DPR menetapkan pemenang lelang perawatan dengan nilai terendah, yaitu Rp 540 juta.
Rusa-rusa yang berada di Taman Parlemen merupakan kado pemerintah dan pengelola Istana Bogor kepada DPR saat hari ulang tahun DPR pada 29 Agustus 2008. Saat itu, Agung Laksono masih menjabat sebagai Ketua DPR.
Istana memberi 29 ekor rusa saat itu. Kini, rusa berkembang biak menjadi 53 ekor. Setiap hari, lima penjaga bergantian menjaga rusa-rusa tersebut. Tak lupa, dokter hewan rutin memastikan rusa dalam kondisi sehat.
Djaka berpendapat bahwa Kompleks Parlemen Senayan jadi tempat yang tepat untuk pemeliharaan rusa tutul. Kawasan kantor anggota Dewan ini memiliki 12 hektare ruang terbuka hijau yang cocok bagi perawatan hewan mamalia pemamah biak itu.
PUTRI ADITYOWATI