Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buruh, PRT dan Tukang Becak Hari ini 'Bersatu' di May Day  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Para buruh saat memperingati hari buruh, di Bunderan HI, Jakarta, Jumat, 6 Februari 2015. Aksi tersebut diikuti oleh ribuan buruh, yang memperjuangkan tuntutanya. TEMPO/Imam Sukamto
Para buruh saat memperingati hari buruh, di Bunderan HI, Jakarta, Jumat, 6 Februari 2015. Aksi tersebut diikuti oleh ribuan buruh, yang memperjuangkan tuntutanya. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gabungan dari sekitar 50 organisasi buruh dan non-buruh akan menggelar aksi bersama memperingati Hari Buruh di Jalan Malioboro Yogyakarta pada Jumat, 1 Mei 2015.

Aliansi bernama Gerakan Rakyat Merayakan Mayday tersebut rencananya memusatkan aksinya di depan Gedung Agung. Juru bicara gerakan, Hikma Dinia memperkirakan ada 900-an massa yang akan menjadi peserta aksi itu. Mereka tak hanya terdiri dari buruh sektor industri.

Selain aktivis dan mahasiswa, peringatan Hari Buruh ini juga akan diikuti para buruh gendong dari berbagai pasar tradisional. "Ada juga massa dari pekerja insdustri rumahan, pekerja rumah tangga dan ratusan tukang becak motor," kata Hikma kepada Tempo pada Kamis, 30 April 2015.

Hikma mengatakan peringatan May Day ini akan menyuarakan masalah perburuhan di lintas sektor. Menurut dia, persoalan minimnya kesejahteraan dan perlindungan negara bagi kaum pekerja tidak hanya membelit buruh industri. "Pekerja usaha rumahan, pekerja rumah tangga dan pekerja informal sama sekali tidak terlindungi," kata dia.

Karena itu, Hikma mengatakan gerakan aksi Hari Buruh mengusung beragam tuntutan. Di antaranya gerakan ini menuntut upah layak dan penghapusan sistem alih daya atau outsourcing. "Di DIY Upah Minimum Provinsi rendah sekali, Rp1,3 juta per bulan," kata Hikma.

Selain itu, gerakan ini juga mendesak pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga sekaligus meratifikasi Konvensi International Labour Organisation (ILO) 189. Hikma mengimbuhkan gerakan perayaan May Day juga menuntut perlindungan pemerintah bagi pekerja industri rumahan dengan meratifikasi Konvensi ILO 177. "Di DIY saat ini semakin banyak kegiatan industri dengan metode subkontrak ke usaha rumahan, pekerjanya menerima upah rendah sekali," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun pengemudi becak motor, juga sedang mengalami banyak tekanan. Menurut Hikma, teman-temannya mendesak agar pemerintah di DIY tidak mengenakan pajak ke para pekerja transportasi informal ini dengan nilai setara usaha transportasi formal lain. Pembatasan wilayah operasinya juga bisa memberatkan ratusan tukang becak motor di Yogyakarta.

Hikma melanjutkan gerakan ini juga menuntut Pemerintah DIY mendorong penuntasan banyak kasus perburuhan yang masih terbengkalai. Misalnya, kasus sengketa pekerja operator Bus Trans Jogja, yang sudah diputus oleh Mahkamah Agung, tapi amar putusannya belum juga dilaksanakan.

Sementara itu, Sekretaris Jendral Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY), Kirnadi menyatakan juga berencana menggalang aksi May Day bersama sejumlah organisasi lain dengan salah satu isu utama, yakni perbaikan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Menurut dia pemerintah harus serius mengawal penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional secara penuh bagi kaum buruh mulai 1 Juli 2015 mendatang.

Salah satu ganjalannya, sampai sekarang Peraturan Presiden mengenai Jaminan Pensiun belum terbit. Padahal, layanan asuransi purna tugas bagi pekerja swasta ini harus terlaksana mulai Juli 2015. "Banyak perusahaan di DIY juga belum mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," kata Kirnadi.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bukan Hari Buruh, Ini Kilas Balik Penggunaan Kata Mayday Sebagai Istilah Darurat

1 Mei 2023

Ilustrasi pilot. Shutterstock
Bukan Hari Buruh, Ini Kilas Balik Penggunaan Kata Mayday Sebagai Istilah Darurat

Selain lazim di peringatan Hari Buruh Internasional, May Day atau Mayday juga untuk merujuk ke kondisi kritis seperti di kedaruratan penerbangan.


May Day, Kisah Rusuh Haymarket dan Muasal Peringatan Hari Buruh Internasional

1 Mei 2023

Ribuan peserta aksi May Day berbaris sepanjang jalan di kota Los Angeles, (1/5). Dalam perayaan hari buruh internasional ini mereka menuntut reformasi kebijakan imigrasi di Amerika. (AP Photo/Jae C. Hong)
May Day, Kisah Rusuh Haymarket dan Muasal Peringatan Hari Buruh Internasional

Kerusuhan Haymarket adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah gerakan buruh dan hak-hak pekerja internasional, muasal May Day.


Alasan Peringatan Hari Buruh Internasional Disebut May Day

30 April 2023

Ilustrasi buruh. Pixabay
Alasan Peringatan Hari Buruh Internasional Disebut May Day

Labour Day atau Hari Buruh mengindikasikan kebijakan Hari Buruh Nasional Amerika Serikat untuk melawan pengaruh May Day yang sarat gerakan sosialisme.


Makna Hari Buruh atau May Day, Beserta Sejarahnya yang Diperingati Setiap 1 Mei

30 April 2023

Massa Gerakan Butuh Bersama Rakyat (Gebrak) dan KASBI memperingati Hari Buruh International dengan longmarch menuju Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019. Salah satunya tuntutan tersebut adalah pencabutan Peraturan Pemerintah (PP) No 78 Tahun 2015.  TEMPO/Subekti.
Makna Hari Buruh atau May Day, Beserta Sejarahnya yang Diperingati Setiap 1 Mei

Makna peringatan Hari Buruh atau yang juga dikenal dengan May Day. Ketahui juga sejarah terbentuknya hari tersebut baik di dunia maupun di Indonesia.


Ribuan Buruh Bakal Demo di Istana di Peringatan Hari Buruh Sedunia Besok: Ini Sejarah May Day

30 April 2023

Ilustrasi demo buruh. TEMPO/Subekti
Ribuan Buruh Bakal Demo di Istana di Peringatan Hari Buruh Sedunia Besok: Ini Sejarah May Day

Sejarah Hari Buruh Sedunia atau International Workers Day of May merupakan sejarah perjuangan kelas buruh dalam memperjuangkan haknya.


Menaker: May Day Momentum Gaungkan Hubungan Industrial Pancasila

31 Maret 2022

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam acara Kongres X KSPSI, Rakernas KSPSI dan Munas SP Pariwisata-KSPSI di Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Menaker: May Day Momentum Gaungkan Hubungan Industrial Pancasila

Hubungan Industrial Pancasila efektif dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis.


Berakar dari Yunani Kuno, Inilah Sejarah Kontes Kecantikan

15 Oktober 2021

Aurra Kharisma berhasil keluar sebagai runner up ketiga Miss Grand International 2020. Malam puncak kontes kecantikan tersebut digelar di Bangkok, Thailand, Sabtu, 27 Maret 2021. Instagram/@Aurrakharisma
Berakar dari Yunani Kuno, Inilah Sejarah Kontes Kecantikan

Kontes kecantikan terus dilanggengkan hingga sekarang. Kontes kecantikan sendiri mempunyai sejarah yang panjang.


Walikota Hendi Teruskan Aspirasi Buruh Lewat APEKSI

3 Mei 2021

Walikota Hendi Teruskan Aspirasi Buruh Lewat APEKSI

Walikota Semarang menyampaikan kekhawatiran para pekerja terkait UU Cipta Kerja. Antara lain sistem kerja kontrak, praktik outsourcing, dan waktu kerja yang eksploitatif


May Day 2020, 5 Film Ini Mengulik Perjuangan Buruh

1 Mei 2020

Film 12 years a slave. aceshowbiz.com
May Day 2020, 5 Film Ini Mengulik Perjuangan Buruh

Berikut 5 film yang menyoroti perjuangan para buruh dan pekerja, yang cocok untuk ditonton di Hari Buruh Internasional atau May Day 2020.


Hari Buruh, Sindikasi Desak Bekraf Buka Ruang Mediasi

1 Mei 2019

Serikat Pekerja Digital dan Industri Kreatif untuk Demokrasi atau Sindikasi mengelar aksi long march memperingati hari buruh. Dalam aksi ini, Sindikasi salah satunya menyuarakan soal dampak revolusi industri 4.0 terhadap pekerja. TEMPO/Dias Prasongko
Hari Buruh, Sindikasi Desak Bekraf Buka Ruang Mediasi

Di Hari Buruh, para pekerja industri kreatif berharap Bekraf membuka ruang mediasi bagi pekerja dengan pemilik perusahaan dan pemerintah.