TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 167 penumpang kereta eksekutif Bima tujuan Jakarta melalui Surabaya gagal diberangkatkan dari Stasiun Kota Baru, Kota Malang, pada Jumat, 1 Mei 2015.
Kereta Bima dijadwalkan berangkat pukul 14.25 WIB. Sedangkan penumpang kereta eksekutif Gajayana tujuan Jakarta tetap diberangkatkan dari Stasiun Kota Baru sesuai dengan jadwal, yakni pukul 13.40 WIB. Kereta Gajayana tidak melalui Surabaya, melainkan lewat Blitar, Kediri, Madiun, dan seterusnya.
Kepala Stasiun Kota Baru Sukardono mengatakan kondisi serupa juga dialami para penumpang kereta Bima dari Jakarta tujuan Malang yang kini tertahan di Stasiun Gubeng, Surabaya. Dia meminta semua penumpang memaklumi kondisi tersebut, karena rel kereta masih terendam banjir di Porong, Sidoarjo, dan Bangil, Pasuruan. Banjir terjadi sejak Kamis malam kemarin.
“Mohon maaf sebelumnya, kondisi ini bukan kesengajaan atau kendala teknis pada kami. Semua penumpang kereta Bima dari Malang ke Surabaya dan sebaliknya dengan tujuan akhir masing-masing Jakarta dan Malang terpaksa harus kami batalkan perjalanannya,” ucap Sukardono.
Semua penumpang dari Malang diangkut dengan sekitar lima bus ke Surabaya kemudian dioper ke kereta eksekutif malam yang berangkat dari Stasiun Turi. Penumpang dengan tujuan akhir Malang pun diangkut dengan bus tanpa dipungut biaya tambahan.
Selain mengakibatkan pembatalan perjalanan kereta Bima, banjir di Pasuruan dan Sidoarjo mengganggu perjalanan kereta ekonomi Penataran rute Blitar-Malang-Surabaya. Kereta Penataran dari Surabaya yang diberangkatkan pukul 04.30 tiba 09.30 alias molor dari jadwal 07.00. Dampaknya, pemberangkatan kereta Penataran dari Malang tujuan Blitar ditunda dari jadwal 07.10 WIB jadi 10.17 WIB.
“Kereta dari Malang ke Surabaya berhenti di Stasiun Bangil (Pasuruan), sedangkan kereta dari Surabaya ke Malang berhenti di Stasiun Sidoarjo. Kereta tidak bisa melewati jalur Bangil-Sidoarjo karena banjir,” tutur Sukardono.
ABDI PURMONO