TEMPO.CO, Jakarta - IS, salah seorang komplotan pencuri sarang burung walet, korban penganiayaan yang disangkakan kepada Novel Baswedan, mengaku belum dihubungi pihak kepolisian terkait dengan rencana rekonstruksi yang agendanya akan dilaksanakan tadi malam tapi kemudian ditunda.
"Sejak kemarin tidak ada pihak polisi yang menghubungi saya untuk rekonstruksi tadi malam atau hari ini," kata IS saat dihubungi via telepon pagi ini, Sabtu, 2 Mei 2015.
IS sendiri mengaku siap untuk menjalankan rekonstruksi atau reka ulang kejadian penganiayaan yang dialaminya bersama lima orang korban lainnya.
"Saya masih ingat setiap detail kejadian, di mana kami disuruh berbaris, didudukkan pada malam itu, apa yang dilakukan terhadap kami berenam," ujar IS.
Menurut IS, kejadian malam itu tidak akan pernah ia lupakan, meski ia sendiri sempat salah menyebutkan tahun kejadian peristiwa tersebut kepada Tempo.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Bengkulu Komisaris Besar Dadan menyebutkan proses rekonstruksi akan melibatkan semua pihak yang berhubungan dengan perkara tersebut, termasuk para korban.
"Tentu saja korban akan dilibatkan pada rekonstruksi," ujar Dadan.
Dugaan penganiayaan dituduhkan polisi melibatkan Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, yang saat itu menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bengkulu, pada Februari 2004. Saat itu terjadi penangkapan terhadap enam orang pelaku pencurian sarang burung walet.
Keenam pelaku diamankan Polres Bengkulu dan mengalami penganiayaan. Satu di antaranya meninggal. Novel membantah terlibat dalam penganiayaan itu.
PHESI ESTER JULIKAWATI