TEMPO.CO, Bandung - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengadakan Pagelaran Festival Reog di Padepokan Mandayang Sunda, Jalan Peta, Kota Bandung pada Sabtu, 2 Mei 2015. Sekitar 19 grup kesenian tradisi Reog Sunda meramaikan festival itu.
Festival reog yang memperebutkan piala Walikota 2015 ini, digelar atas kerjasama antara Disbudpar Kota Bandung bersama Paguyuban Seni Reog (Paser) Kota Bandung sebagai upaya melestarikan dan mengangkat nilai-nilai Kesenian Sunda khususnya dalam kesenian Reog.
"Jadi pelaku seni reog ini bukan hanya nakol (mukul) dog-dog saja tapi ada pesan moral yang disampaikannya," ujar Kepala Bidang Seni Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Deddy Dharmawan saat ditemui Tempo di sela pagelaran itu.
Deddy mengatakan, dalam seni tradisi reog yang perlu dipertahakan adalah nilai etika yang dimunculkan dalam konten pertunjukannya. Menurut Deddy, dari nilai-nilai yang dibawakan dalam pertunjukan itulah nantinya dapat mempengaruhi situasi kehidupan bermasyarakat.
Pagelaran festival kesenian reog ini, ucap Deddy, menjadi salah satu upaya untuk memunculkan kembali nilai-nila etika kebudayaan lokal yang bukan sebatas hanya pelestariannya saja. Maka dari itu, kata Deddy, untuk ke depannya, selain memperkenalkan kepada kalangan pelajar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berencana mempromosikan kesenian reog itu ke tempat-tempat layaknya restoran dan hotel yang ada di kota Bandung.
Ketua grup Reog Manis-manis Manja, Suparman, 56 tahun, mengatakan ajang Festival Reog seperti ini setidaknya bisa mengangkat salah satu kekayaan kesenian Sunda. Grup reog Manis-manis Manja, kata Suparman, sudah menjuarai berbagai ajang baik di tingkat Kota Bandung ataupun Jawa Barat.
Namun, Suparman mengaku terdapat sejumlah kendala yang menjadi faktor penghambat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian reog ini. "Kalau saya kesulitannya masalah uang pembinaan buat grup saya karena dalam latihan dan pentas-pentas seperti ini perlu biaya untuk segala macamnya seperti baju, makan, biaya saat latihan," ungkap Suparman.
Suparman berharap melalui Festival Reog seperti ini bisa menjadi titik awal untuk lebih memperhatikan grup-grup kesenian-kesenian tradisi yang ada di Kota Bandung. "Ada uang pembinaan untuk grup-grup kesenian seperti Reog ini masalahnya yang tampil sekarang aja ibu-ibu yang sudah berumah tangga dan punya anak," ujar Suparman.
AMINUDIN