TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Barat memperketat penjagaan naskah soal ujian nasional (UN). Selain piket rutin para panitia selama 24 jam, dua personel kepolisian ikut dikerahkan menjaga naskah selama 24 jam di masing-masing rayon.
"Kunci ruang naskah, bukan guru yang pegang, tapi polisi yang menjaga," kata Harsono, Humas Rayon 06 Jakarta Barat, kepada Tempo, Ahad 3 Mei 2015.
Untuk memastikan naskah tidak bocor, masing-masing rayon menyiapkan 18 orang panitia UN untuk menjaga soal dengan sistem piket. Dengan demikian, Harsono mengklaim, kebocoran soal dapat diminimalisir.
"Kalau ada kebocoran, bukan dari sekolah tetapi dari penerbit karena di sekolah penjagaannya ketat," kata dia.
Ada empat rayon di Jakarta Barat yang masing-masing membawahi semua sekolah di dua kecamatan. Rayon lima meliputi Tambora dan Taman Sari. Rayon enam meliputi Kalideres dan Cengkareng, rayon tujuh meliputi Kembangan dan Kebon Jeruk. Rayon delapan meliputi Grogol Petamburan dan Palmerah.
Untuk distribusi, Kepala Sekolah SMP 264 Rawa Buaya ini mengatakan Sabtu pagi pukul 07.00 naskah soal UN sudah didistribusikan ke sub rayon masing-masing. Pendistribusian dikawal oleh masing-masing dua polisi dan Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II Jakarta Barat. Pendistribusian ke sekolah akan dimulai Senin pukul 05.30.
Sempat ada masalah mengenai kelengkapan soal saat naskah datang di rayon tujuh. Saat itu, naskah soal Matematika untuk rayon Kembangan-Kebon Jeruk ini kurang. "Tapi sudah selesai, sudah clear," kata panitia rayon tujuh yang menolak disebutkan namanya.
Adapun untuk rayon enam sempat ada naskah yang tertukar antara Bahasa Inggris dengan Matematika. "Tapi sudah clear, tinggal tunggu ujian saja,"kata Harsono.
Untuk rayon enam, pusat naskah berada di SMP Negeri 45. Naskah berjumlah 11.040 eksemplar ini akan dibagikan untuk 10.272 peserta ujian dari 111 sekolah di Cengkareng dan Kalideres.
Berdasarkan pantauan Tempo di SMP 45, ada dua polisi berseragam yang menjaga ruang naskah. Ruang naskah tersebut tergembok dari dua sisi, dengan segel stiker masih utuh. Seorang petugas menunjukkan kepada Tempo bahwa kunci ruangan tersebut ada di kantongnya, bukan di panitia jaga.
DINI PRAMITA