TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Metro Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengatakan pihaknya kesulitan mengungkap kasus kematian Akseyna Ahad Dori, 18 tahun. Kesulitan itu berupa minimnya barang bukti di tempat jenazah Akseyna ditemukan, yakni di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Menurut Subarkah, walaupun polisi memperoleh minim barang bukti, penyidik bisa mendapatkan titik terang dalam peristiwa yang terjadi lebih dari sebulan ini. "Titik terangnya, Akseyna tewas dibunuh," kata Subarkah di Mahala Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 4 Mei 2015. (Baca: Akseyna UI Dibunuh: Siapa Tersangkanya? Ini Kata Polisi)
Ace, sapaan Akseyna, ditemukan tewas mengambang pada 28 Maret 2015. Saat itu, jenazah mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, itu berpakaian lengkap dan menggendong tas ransel berisi batu. Batu itu diduga untuk menenggelamkan Akseyna. (Baca: Akseyna Ternyata Masih Hidup Saat Tenggelam di Danau UI)
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian dan Kesehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak mengatakan ada sejumlah luka memar pada jenazah pria 18 tahun itu. "Tapi saya kurang hafal di bagian mana," ujar Musyafak di Jakarta, Selasa, 14 April 2015.
Musyafak menjelaskan luka memar itu bisa akibat benda tumpul. "Tapi, bukan berarti dipukul, bisa terbentur," tuturnya. Sebab, dari hasil pemeriksaan forensik, Akseyna masih bernapas saat berada di dalam air. "Itu diketahui karena ada pasir dan air di dalam paru-parunya."
Menurut Musyafak, Akseyna meninggal karena lemas pada paru-paru akibat tidak ada udara dan menghirup air. "Itu penyebab kematiannya, tapi apakah tenggelam sendiri atau ditenggelamkan (dibunuh), ini yang masih diselidiki dan ranahnya penyidik," dia menjelaskan. (Baca: Misteri Kematian Akseyna: Ada Pasir dan Air Dalam Paru-paru)
Subarkah melanjutkan, walaupun kasus Akseyna mengarah pada kasus pembunuhan, dia belum bisa menentukan dan mengidentifikasi tersangkanya. "Masih penyelidikan, belum berani diumumkan sekarang," katanya.
Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto, mencurigai kematian anaknya tidak wajar dan banyak kejanggalan, yaituada bongkahan batu di dalam tas serta adanya luka memar pada tubuh anaknya. Selain itu, ucap Mardoto, secarik kertas bertuliskan, "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally," yang ditemukan di kamar kos Ace di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok, bukan tulisan anaknya. "Karena kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu," katanya kepada Tempo, Senin, 20 April 2015.
HUSSEIN ABRI YUSUF