TEMPO.CO, Bengkulu - Sebanyak sebelas orang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Bengkulu terpaksa dinyatakan gagal dan tidak mengikuti ujian nasional yang dimulai pada hari ini, 4 Mei 2015. Kesebelas siswa ini dinyatakan gagal karena menyandang tunagrahita dan memiliki IQ di bawah 80, sehingga hanya diwajibkan mengikuti ujian akhir sekolah (UAS) saja.
Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri SLB Kota Bengkulu Ita Rosita, sebenarnya ada 16 siswa kelas IX mengikuti UN, karena sebelas lainnya tidak dapat mengikuti maka hanya lima orang siswa yang mengikuti ujian nasional.
"Untuk penderita tunagrahita atau IQ di bawah 80 hanya mengikuti UAS saja. Sehingga dalam UN kali ini diikuti 2 siswa tunadaksa dan 3 siswa tunarungu," ujar Ita, Senin, 4 Mei 2015. Kesebelas siswa tunagrahita ini, kata Ita, dikhawatirkan tidak mampu mengerjakan 50 soal pilihan ganda dalam waktu 120 detik.
Pelaksanaan UN SLB tidak berbeda dengan UN sekolah umum. Ita menyebutkan untuk UN SLB para siswa diharuskan mengerjakan 50 soal pilihan ganda dalam waktu 120 menit. Hanya saja muatan soal yang dibuat sedikit lebih mudah.
Materi soal, kata Ita, jelas berbeda dengan siswa umum. Untuk UN siswa SLB, soal pilihan ganda sebanyak 50, pilihan dari A sampai D. Kalau soal UN pilihan ganda di sekolah umum sampai E. Sedangkan untuk UAS kemarin khusus tunagrahita pilihan soal cuma sampai C.
Sementara itu Rahmat, salah satu peserta UN tunadaksa, mengaku kesulitan menyelesaikan soal ujian nasional. "Soalnya lumayan sulit, apalagi ada beberapa soal yang belum dipelajari, tapi mudah-mudahan hasilnya memuaskan," katanya.
Pelaksanaan UN SMP se-Provinsi Bengkulu diikuti 32.818 siswa, terdiri dari 32.119 peserta umum, 5 peserta dari SLB, dan 694 peserta paket B.
PHESI ESTER JULIKAWATI