TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan ujian nasional untuk siswa sekolah menengah pertama hari ini, 4 Mei 2015. Di Jakarta Pusat, terdapat 6.831 siswa yang akan mengikuti ujian. Namun hanya Sekolah Menengah Pertama Kristen Penabur 2 yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat yang membawahi wilayah Tanah Abang, Gambir, Menteng, dan Sawah Besar, Sujadiono, mengatakan ada dua alasan SMPK Penabur 2 dinilai sebagai sekolah yang paling siap menyelenggarakan ujian nasional dengan sistem online.
Pertama, kata dia, fasilitas di sekolah tersebut lengkap. "Mereka memiliki fasilitas yang memadai," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Ahad, 3 Mei 2015.
Menurut dia, jumlah komputer di SMPK Penabur 2 memadai. Sekolah itu juga memiliki genset, sehingga tak ada kekhawatiran akan pemadaman listrik.
Kedua, kata Sujadiono, adanya sumber daya manusia yang mampu mendukung penyelenggaraan ujian berbasis komputer. "Siswa di sana responsnya sangat baik ketika mengetahui ujian akan menggunakan komputer," katanya.
Siswa SMPK Penabur 2, Sujadiono menambahkan, juga telah terbiasa menggunakan komputer dalam pelaksanaan ujian. Hal itu bisa dilihat dari hasil tryout yang telah digelar berkali-kali oleh sekolah itu.
Sujadiono menjelaskan, ada 190 siswa SMPK Penabur 2 yang akan mengikuti ujian nasional berbasis komputer. Pelaksanaan ujian di sekolah itu dibagi dalam dua sesi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua Panitia Ujian Nasional Subrayon 01 Jakarta Pusat Bambang Kulup Karnoto. Menurut dia, SMPK Penabur 2 layak menyelenggarakan ujian berbasis komputer karena memiliki jumlah komputer yang memadai. "Salah satu syarat menyelenggarakan ujian dengan sistem CBT, computer-based test, ialah memiliki jumlah komputer sepertiga dari jumlah peserta ujian," katanya di SMPN 4 Jakarta.
Ketika Tempo berkunjung ke SMPK Penabur 2 yang beralamat di Jalan Pembangunan III Nomor 1 A, Jakarta Pusat, sekolah tersebut telah steril. Tiga orang satpam tampak menjaga pintu masuk sekolah tersebut.
"Hari ini sekolah mulai steril dan media tak diperkenankan masuk," kata Fahri Lubis, salah satu satpam setempat. Dia menjelaskan, hari ini tak ada satu pun guru yang berkunjung ke sekolah.
Dia menjelaskan, ada tiga ruangan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan ujian. "Ada 95 komputer yang sudah disiapkan oleh sekolah," katanya.
Di ruang pertama, kata dia, ada dua sesi ujian yang masing-masing sesi akan diikuti oleh 36 siswa. Sedangkan di ruang kedua, ada dua sesi yang masing-masing sesi akan diikuti oleh 39 siswa. "Ruang ketiga menampung lebih sedikit siswa, 20 siswa di tiap sesinya," ujarnya.
Di sekolah itu pun Tempo tak menemukan satu pun polisi. Menurut Fahri, sejak beberapa hari yang lalu, pengamanan sekolah hanya dilakukan oleh pihak internal.
GANGSAR PARIKESIT