TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan, sepanjang April 2015, terjadi inflasi atau kenaikan rata-rata harga barang dan jasa sebesar 0,36 persen. Untuk inflasi year-on-year (tahunan), BPS melaporkan sebesar 6,79 persen.
Dari 82 kota/kabupaten di Indonesia, 72 di antaranya mengalami inflasi dan 10 lainnya terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual, yakni 1,31 persen, sementara yang terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,02 persen. “Di Tual, harga beras naik, padahal di tempat lain turun,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin di kantornya, Senin, 4 Mei 2015.
Untuk inflasi inti pada April 2015, BPS mencatat angka 0,24 persen. Angka inflasi paling tinggi terjadi pada harga yang diatur pemerintah, yakni sebesar 1,88 persen. Suryamin menuturkan hal ini terjadi karena naiknya harga bahan bakar minyak, tarif angkutan umum, dan elpiji ukuran 12 kilogram.
Sedangkan bahan makanan malah menghambat inflasi inti atau terjadi deflasi 0,91 persen. Musababnya, padi sudah mulai dipanen dan sayur-mayur sudah menampakkan penurunan harga. Khusus untuk komponen energi pada inflasi inti, BPS mencatat angka 2,71 persen dengan andil 0,25 persen.
TRI ARTINING PUTRI