TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan sudah menunjuk sejumlah nama untuk mengisi jabatan di Tim Transisi, tim yang dibentuk untuk menggantikan peran Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun instansi yang dipimpin Imam Nahrawi ini rupanya memilih menutup rapat nama-nama tersebut. "Belum akan diumumkan," kata Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Olahraga.
Tim Transisi sudah disebutkan dalam surat pembekuan PSSI yang diterbitkan Kementerian Olahraga sekitar tiga pekan lalu. Dalam surat tersebut, Tim Transisi akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI hingga terbentuknya kepengurusan baru yang kompeten serta sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA, induk sepak bola dunia.
“Tim transisi bertanggung jawab dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Menteri Olahraga,” demikian isi surat tersebut.
Sayangnya, tim ini tak juga dibentuk tiga pekan setelah pembekuan. Akibatnya, kompetisi yang sedianya kembali dilanjutkan akhir April kembali tertunda. Bahkan, PSSI yang sudah dibekukan nekat menyampaikan penghentian kompetisi.
Menurut Gatot, Tim Transisi belum diumumkan lantaran instansinya tak mau gegabah mengambil kebijakan. Pernyataan Gatot tak lepas dari pengakuan FIFA maupun AFC tetap mengakui kepengurusan La Nyalla di PSSI. "Kami harus hati-hati," ucapnya.
Meski demikian, sejumlah petinggi di Kementerian Olahraga memberikan informasi berbeda. Mereka menyatakan Tim Transisi sulit dibentuk karena tarik-menarik kepentingan di internal intansinya. Sejumlah pihak masih menghendaki anggota tim sebagian berasal dari PSSI. "Ini menjadi bola liar," katanya.
Kementerian Olahraga membekukan PSSI lantaran abai terhadap mekanisme jalannya kompetisi Liga Indonesia. Mereka membiarkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tetap bermain kendati tak mendapatkan rekomendasi pemerintah. Roda organisasi PSSI yang kini di bawah kepemimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti akhirnya macet.
TRI SUHARMAN