TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi pada Minggu, 3 Mei 2015, membantah laporan media bahwa tentara dikerahkan ke Aden, Yaman, untuk operasi darat di sana. "Tak ada pasukan asing di Aden, tapi koalisi terus membantu memerangi milisi Al-Houthi," kata juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, Ahmed Al-Asiri, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Sebelumnya dilaporkan, pejabat pemerintah Yaman menyatakan kelompok pertama tentara darat koalisi pimpinan Arab Saudi memasuki Aden, sedangkan pasukan lain sedang dalam perjalanan ke kota pelabuhan di Yaman selatan itu.
Sementara itu, harian Aden, Al-Ghad, melaporkan, "Kelompok pertama pasukan darat Arab tiba pada Ahad pagi di Aden dan mulai ikut dalam pertempuran." Surat kabar tersebut memiliki hubungan dengan kaum separatis selatan, yang menuntut pemulihan Negara Yaman Selatan--yang bergabung dengan Yaman Utara pada 1990.
Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara ke posisi gerilyawan Syiah Yaman Al-Houthi dan sekutu mereka sejak 26 Maret 2015. Serangan udara dan pertempuran di Yaman selatan itu telah menewaskan lebih dari seribu orang, melukai 3.000 orang, dan membuat ribuan orang meninggalkan tempat tinggalnya.
"Pasukan pertama koalisi pimpinan Arab Saudi tiba di Aden dan telah terlibat dalam pertempuran bersama anggota milisi suku yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di permukiman Khormaksar di Aden," ucap pejabat senior pemerintah yang tak ingin disebutkan namanya di Aden. "Mereka berperang dengan anggota milisi pro-Hadi melawan penempur Syiah Al-Houthi di dekat Bandar Udara Internasional Aden saat ini."
Jumlah prajurit darat pimpinan Arab Saudi diperkirakan 40-50, kata juru bicara milisi suku kepada Xinhua. Tentara itu mengenakan pakaian Yaman, bukan seragam militer, kata beberapa saksi mata.
Di Ibu Kota Yaman, Sanaa, serangan udara malam hari pimpinan Arab Saudi menghantam Pangkalan Udara Militer Ad-Dailami, pangkalan mantan Pengawal Republik, dan pangkalan rudal Attan.
Serangan udara tersebut menghancurkan landasan pacu Bandar Udara Internasional Sanaa pekan lalu, sehingga menghentikan pengiriman bantuan asing untuk Yaman. Negara Teluk itu telah menghadapi kekurangan kebutuhan dasar, termasuk makanan, air, obat, dan bahan bakar selama sekitar satu bulan.
Serangan udara juga dilancarkan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pertemuan anggota Al-Houthi di Provinsi Marib di Yaman Tengah. Peristiwa itu menewaskan puluhan orang, kata pejabat keamanan Provinsi Marib.
Pejabat tersebut mengatakan kelompok Al-Houthi terus mengirim bantuan ke Marib dan Provinsi Taiz di Yaman selatan serta ke Kota Aden. Pada Ahad, bentrokan baru antara penempur suku dan kelompok Al-Houthi menewaskan 12 anggota Al-Houthi di Kabupaten Az-Zahir, Provinsi Al-Bayda.
ANTARA