Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negara Mungil Seukuran Desa Ini Merdeka tanpa Pengakuan

image-gnews
Presiden Vit Jedlicka (tengah) berpose dengan para pendukungnya saat memplokamirkan Republik Liberland di sebuah desa di Serbia. Reuters
Presiden Vit Jedlicka (tengah) berpose dengan para pendukungnya saat memplokamirkan Republik Liberland di sebuah desa di Serbia. Reuters
Iklan

TEMPO.COLiberland - Jauh dari hiruk pikuk, warga Liberland merayakan hari kemerdekaan negara mereka pada Sabtu, 2 Mei 2015. Negara mikro yang terletak di tepi Sungai Danube itu secara geografis berada di antara Kroasia dan Serbia. Liberland sebenarnya resmi mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka pada 13 April lalu. 

Layaknya sebuah negara, Liberland memiliki bendera kenegaraan, konstitusi, dan moto: "Untuk Hidup dan Biarkan Hidup". Vit Jedlicka menunjuk dirinya sendiri sebagai presiden. Nama resmi negara itu adalah Republik Kemerdekaan Liberland. 

Belum satu pun negara di dunia mengakui kemerdekaan Liberland. Namun para pendirinya tak goyah. Menariknya, banyak orang dari berbagai negara mengajukan permohonan menjadi warga negara seukuran 3 mil persegi itu. Sekitar seratus orang yang pertama tiba di Liberland akan mendapatkan status warga negara terhormat. 

"Ini tentang pembatasan kekuasaan negara. Pemerintahan telah tumbuh begitu besar. Sistem tak bermoral, tapi saya menemukan bahwa sesuatu yang tak mungkin berubah kami akan ubah dari luar," Jedlicka menjelaskan alasan pendirian negara seluas 3 mil persegi itu. Jedlicka dikenal anti-pemerintah Republik Cek dan Uni Eropa.  

Menurut Jedlicka, 300 ribu orang dari berbagai penjuru dunia telah mengajukan permohonan menjadi warga negara kehormatan—sekalipun Liberland belum mendapat pengakuan resmi dari banyak negara. Namun pemerintah Liberland tidak begitu saja memberikan status warga negara kehormatan kepada para pendatang. Meski siapa saja boleh mengajukan permohonan kewarganegaraan, bukan berarti tanpa syarat. 

Liberland tidak akan memberikan kewarganegaraan kepada orang-orang penganut paham komunis, Nazi, atau ekstremis pada masa lalu, atau mereka yang punya rekam jejak pelaku kriminal. Nah, mereka yang diterima sebagai warga negara Liberland diminta membawa makanan, bir, tenda, dan kantong untuk tidur (sleeping bags). Pasalnya, di Liberland belum ada rumah ataupun bangunan, kecuali kayu dan lapangan terbuka. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hebatnya, pemerintah negara Liberland punya ambisi besar untuk membangun pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan membuat penduduknya hidup di gedung pencakar langit. Anda berminat tinggal di Liberland? 

MIRROR | MARIA RITA

Berita Menarik:

Kisah Wanita Cantik Lulusan UGM: Pembunuhnya Orang Dekat
Heboh Obat Setan Bikin Gairah Wanita Luar Biasa

Menyusuri Seluk-beluk Bisnis Pelacuran di Kalibata City

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

5 Mei 2017

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.


Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

11 April 2017

Anggota Carabinieri Italia mengoperasikan pesawat tanpa awak atau drone  dalam  Konferensi Tingkat Tinggi Menteri Luar Negeri G7 di Lucca , Italia, 11 April. Keuntungan dari menggunakan drone adalah bisa masuk ruang sempit dan terbatas serta tidak membuat  kebisingan REUTERS/Max Rossi
Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.


Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

18 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.


Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

17 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP/Hassene Dridi
Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.


Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

16 Maret 2017

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. REUTERS/Henry Romero
Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.


Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

14 Maret 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel berfoto bersama pengungsi asal Suriah Anas Modamani. rt.com
Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.


Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

8 Februari 2017

Pengungsi Suriah melintasi kawat berduri di perbatasan Hongaria dan Serbia dekat Roszke, 27 Agustus 2015. Daerah ini menjadi perlintasan ribuan pencari suaka yang ingin memasuki wilayah Eropa. REUTERS/Bernardett Szabo
Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.


Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

22 Januari 2017

Marine Le Pen. Reuters
Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.


Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

2 Januari 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel, ketua dari Partai Demokrat Kristen (CDU) menyapa pendukung di markas besar partai setelah pemilu nasional di Berlin (22/9).  Kanselir Angela Merkel meraih kemenangan telak dalam pemilihan Jerman. AP/Markus Schreiber
Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.


Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

2 Januari 2017

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjalan ditemani Kanselir Jerman Angela Merkel setibanya di tempat kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2016. Kunjungan ini menjadi kunjungan terakhir Obama ke Jerman saat menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS
Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.