TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Bekasi, Jawa Barat, Ahmad Novel, berada di Nepal ketika gempa darat mengguncang negara tersebut pada Sabtu, 25 April 2014. Namun pria yang berprofesi sebagai dokter itu selamat karena sangat jauh dari pusat gempa.
"Waktu gempa, suami saya berada di base camp Lobuche, ketinggian 4.600 meter dari permukaan laut," kata istri Novel, Meidy Handayani, kepada Tempo, Minggu, 3 Mei 2015. Pada saat itu para pendaki gunung di Lobuche tak merasakan getaran gempa.
Menurut Meidy, suaminya baru tahu bahwa telah terjadi gempa menjelang petang, sebab aliran listrik padam dan jalur pendakian ditutup. Terdapat pula salju yang longsor. Karena itu, dokter Novel bersama tiga temannya memutuskan kembali turun.
Meidy mengatakan kembali ke Kota Khatmandu membutuhkan perjuangan. Baru Jumat pekan lalu pria yang baru pertama kali mencoba mendaki Everest ini sampai ke Ibu Kota. Itu pun karena dia seorang dokter dan hendak menjadi relawan, sehingga diprioritaskan untuk diangkut menggunakan helikopter. "Sekarang dia sudah bergabung dengan relawan dari komunitas muslim di Nepal," kata Meidy.
Kebetulan, kata Meidy, Novel membawa obat-obatan cukup banyak. "Waktu itu saya bilang, kamu mau mendaki atau bakti sosial?" Obat-obatan ini akhirnya bermanfaat ketika Novel dan tiga teman seprofesinya menjadi relawan medis di Nepal.
Mereka mengurungkan niat pulang lebih awal ke Indonesia. Novel berencana pulang ke Indonesia antara 10 dan 14 Mei 2015. "Lihat kondisi nanti. Kalau kondisi pengungsi di Nepal memang belum memungkinkan untuk ditinggal, ya dia akan tetap bertahan," tutur Meidy.
ADI WARSONO