TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut kesepakatan pemerintah terkait dengan pembebasan visa singkat ke Indonesia untuk 30 negara. Ia optimistis hal tersebut dapat meningkatkan devisa bagi Kota Bandung.
"Waktu KAA (Konferensi Asia-Afrika), dan karnaval Asia-Afrika, dalam sepekan saja Bandung hasilkan devisa Rp 100 miliar. Bayangkan kalau ada 20 minggu," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Balai Kota Bandung di Jalan Wastukencana, Bandung, Senin, 4 Mei 2015. Hal tersebut menjadi tantangan Pemerintah Kota Bandung untuk menggelar acara yang memiliki daya tarik serupa dengan karnaval Asia-Afrika.
Ridwan Kamil mengatakan Pemkot Bandung saat ini tengah mencari cara agar wisatawan asing merasa betah. Di antaranya dengan memperbaiki kualitas taksi. Bulan lalu, Ridwan Kamil memanggil sejumlah pengusaha transportasi di Bandung untuk berkomitmen terkait dengan pelayanan mereka.
Pembebasan visa pun dapat membantu Pemkot Bandung dalam mencapai target wisatawan baru yang ditetapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya. "Saya ditargetkan Menpar untuk menarik wisatawan asing ke Bandung, dari 90 ribu per tahun jadi 500 ribu wisatawan," ujar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menjelaskan aturan visa yang lama justru menyulitkan pemerintah dalam mendatangkan wisatawan asing. Pada acara Smart City Summit yang digelar di Bandung, Ridwan Kamil mencontohkan, sejumlah wali kota di Asia dan Afrika berhalangan datang karena tak ada kedutaan Indonesia di negaranya.
Karena tak mau repot, para wali kota undangan terpaksa tak memenuhi rangkaian acara KAA itu. "Bahkan, menurut saya, sebaiknya di seluruh dunia tidak perlu ada visa," tutur Ridwan Kamil. Sekuritas negara terkait dengan kedatangan wisatawan dapat diwakilkan dengan kecanggihan pengamanan yang dimiliki pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya menetapkan Kota Bandung sebagai kota prioritas tujuan pariwisata di Indonesia. Hal tersebut dilakukan setelah Arief menilai penyelenggaraan puncak Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung berjalan mulus.
PERSIANA GALIH