TEMPO.CO, Jakarta - Korban jiwa akibat gempa yang mengguncang Nepal pada 25 April sudah bertambah menjadi 7.365 orang. Jumlah korban cedera tercatat 14.366 orang.
Otoritas negara itu mulai menyiapkan skema rekonstruksi. Komisi Perencanaan Nasional (National Planning Commission/NPC) Nepal sedang menyusun rencana rekonstruksi dan rehabilitasi yang akan segera disampaikan kepada pemerintah dan komunitas internasional.
Govinda Pokhrel, Wakil Kepala NPC, mengatakan kepada media lokal bahwa "tugas menilai kerusakan akibat gempa serta penyiapan rencana layak dilakukan secara simultan." NPC menggelar diskusi yang dihadiri para ahli rekonstruksi pada Ahad, 3 Mei 2015, yang membahas, antara lain, permukiman warga di daerah perbukitan dan pegunungan yang terdampak gempa.
Kementerian Pembangunan dan Pengembangan Perkotaan sudah membentuk satuan tugas khusus untuk mengumpulkan data-data kerusakan akibat gempa yang berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Sumber-sumber dari Kementerian Dalam Negeri mengatakan otoritas sudah menginstruksikan pemerintah daerah menyampaikan data-data kerusakan akibat gempa sesegera mungkin.
Menurut statistik kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 600 ribu rumah di negara berpenduduk 28 juta jiwa itu rusak akibat gempa. Data PBB juga menunjukkan bahwa delapan juta warga Nepal terdampak gempa. Sedikitnya dua juta di antaranya membutuhkan tenda, air, makanan, dan obat-obatan.
PBB dan organisasi internasional yang lain sudah mengajukan permohonan dana US$ 415 juta untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang terdampak gempa besar itu.
Gempa kuat yang mengguncang Nepal mengakibatkan banyak kantor, termasuk kantor presiden, Markas Pusat Tentara Angkatan Darat, dan Mahkamah Agung, sebagian rusak. Menurut penilaian awal Kementerian Pendidikan, 4.500 bangunan sekolah pemerintah juga rusak parah akibat gempa.
Otoritas kesehatan menyatakan fasilitas kesehatan di 14 daerah yang paling terdampak gempa membutuhkan perbaikan sebagian atau seluruhnya. Sedangkan rumah sakit-rumah sakit di Ibu Kota Kathmandu masih sangat sibuk. Pada Minggu, di Pusat Trauma di ibu kota saja telah dilakukan 98 operasi tulang belakang serta cedera kaki. Adapun kepala sementara Rumah Sakit Tribhuvan University melayani 1.350 pasien.
Kantor perdana menteri sudah memerintahkan Kementerian Budaya, Pariwisata, dan Penerbangan Sipil menyiapkan rencana pelestarian dan pembangunan kembali situs-situs bersejarah.
ANTARA