TEMPO.CO, Kathmandu - Warga Langtang yang mengungsi ke sebuah vihara setelah gempa bumi melanda Nepal pada 25 April 2015 khawatir tidak ada penghuni Everest Guest House yang selamat. Losmen tersebut diyakini sebagai tempat menginap tiga pendaki Taruna Hiking Club yang dinyatakan masih hilang hingga kini.
Tim pencari dan evakuasi warga negara Indonesia di Nepal mendatangi Vihara Phuntsok Choeling di Swoyambu, Senin, 4 Mei 2015.
Tim berusaha menggali informasi ihwal keberadaan WNI dari sekitar 120 penduduk asli Langtang yang mengungsi di vihara tersebut.
“Dari informasi yang kami dapatkan, sebagian besar pengungsi Langtang khawatir tidak ada yang selamat di Everest Guest House, bahkan termasuk pemiliknya, melihat kondisi Everest Guest House yang terpendam longsoran,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal lewat pesan pendek, Senin malam, 4 Mei 2015.
Tiga pendaki THC yang belum ditemukan itu yakni Alma Parahita, Kadek Andana, dan Jeroen Hehuwat. Satu WNI yang menetap di Nepal, Parsiah Majudi, juga masih dalam pencarian.
Tim telah menghubungi kepolisian Tanahun, yang dilaporkan sebagai alamat Parsiah. Kepolisian menyatakan belum mengetahui keberadaan Parsiah, tapi menyampaikan bahwa Tanahun merupakan daerah zero casualties atau tak ditemukan korban jiwa akibat gempa bumi di sana.
Dua pelancong berpaspor Indonesia yang juga belum ditemukan yakni Dewi Pancaringtyas Asih dan Meliana Tamo Ina.
Selasa, 5 Mei 2015, tim mengecek sejumlah rumah sakit, terutama TU Hospital. TU Hospital dikabarkan telah memasang foto-foto korban gempa hasil identifikasi, sehingga memudahkan tim dalam mengenali jenazah tanpa harus memeriksa langsung jasad. Raut wajah WNI yang hampir serupa dengan warga setempat turut menghambat pencarian.
NATALIA SANTI