TEMPO.CO, Jakarta - Proses reka ulang pembunuhan Deudeuh Alfisahrin berlangsung hari ini, Rabu, 6 Mei 2015. Ada 28 adegan saat rekonstruksi diperagakan tersangka pembunuh Deudeuh, M. Prio Santoso alias Rio, 24 tahun. Sebanyak 25 reka adegan dilakukan di rumah kos dan tiga dilakukan di Stasiun Cawang.
Digelandang tim penyidik dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), Rio tiba di kos "Boarding House" sekitar pukul 10.00 dan langsung masuk ke dalam rumah kos itu. Sesaat setelah Rio masuk, sebuah taksi datang ke area halaman kos yang telah dipasangi pita kuning garis polisi.
Sekitar pukul 11.00, Rio meninggalkan kos dengan menggunakan taksi menuju Stasiun Cawang. Tiba di Stasiun Cawang, Rio memperagakan adegan ke-25, yakni saat dia turun dari taksi. Rio lalu berjalan menuju stasiun, peron perempuan. "Saya buangnya di peron perempuan, Pak," kata Rio kepada penyidik sambil berjalan menuju peron paling ujung dengan kaki yang agak pincang dan terseok-seok.
Adegan ke-27 adalah saat Rio membuang kunci kamar kos ke dalam got di luar pagar peron. Lalu Rio naik ke dalam kereta.
Rio tertangkap setelah Deudeuh ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya itu pada Sabtu, 11 April 2015, sekitar pukul 19.00. Tim identifikasi menemukan korban tewas dengan kondisi mulut disumpal kaus kaki, leher dijerat kabel, dan tubuh tanpa busana.
Baca Juga:
Polisi meringkus Rio di rumah kontrakannya di Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu dinihari, 15 April 2015, pukul 03.00. Kepada polisi, Rio mengaku membunuh wanita yang dikencaninya itu karena sakit hati. Mantan pengajar matematika di sebuah lembaga bimbingan belajar di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, tersebut mengaku kesal karena disebut bau badan oleh Deudeuh saat keduanya berhubungan intim di kamar kos itu pada Jumat malam, 10 April 2015.
ANTARA