TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati mengatakan tim ekonomi Kabinet Kerja sudah saatnya dievaluasi. Penyebabnya, angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2015 yang hanya sebesar 4,71 persen.
"Melihat tren penurunan seperti ini, berarti ada mismanajemen di bidang ekonomi. Dan itu harus segera dievaluasi untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5,7 persen," ujar Enny saat dihubungi, Selasa, 4 Mei 2015.
Ennya menambahkan, angka pertumbuhan kuartal pertama ini merupakan level terendah sejak 2009, ketika ekonomi dunia merosot akibat krisis ekonomi global akhir 2008. Bahkan, pada kuartal pertama tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen.
Bidang ekonomi makro dan mikro di Kabinet Kerja, ucap Enny, sama pentingnya untuk dievaluasi. Perlunya dua bidang itu dievaluasi untuk dicari tahu mana yang memberi kontribusi menghambat kinerja tim.
"Produksi tahunan menurun di berbagai bidang, yaitu pertanian, industri, atau pertambangan. Sedangkan sektor perdagangan butuh menjual banyak untuk menggenjot pertumbuhan," tuturnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan melambatnya pertumbuhan triwulan pertama 2015 dapat mengerek turun pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi bisa mengarah ke batas bawah pada 5,4-5,8 persen.
Pencapaian tingkat pertumbuhan ini akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah. “Selain itu, konsumsi harus dijaga tetap kuat dan perbaikan ekspor yang gradual,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Mei 2015.
Tirta berujar, pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2015 terutama didorong melemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestik, seperti konsumsi lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah, dan investasi pada sektor bangunan.
INDRI MAULIDAR | TRI ARTINING PUTRI