TEMPO.CO, Bangkok - Kejutan penemuan kuburan massal di Thailand selatan masih berlanjut. Lokasi kedua yang diduga sebagai kamp perdagangan manusia telah ditemukan di wilayah lain di Thailand selatan pada Senin, 4 Mei 2015.
"Tampaknya lokasi kedua itu terdapat empat atau lima kuburan. Tapi pemerintah belum mengangkat jenazah di dalamnya," ucap Letnan Jenderal Polisi Prawut Thavornsiri, juru bicara kepolisian nasional, seperti dilansir Channel News Asia pada 5 Mei 2015.
Puluhan polisi setempat kini dibebastugaskan terkait dengan penemuan itu. Mereka juga diperiksa karena dugaan keterlibatan dalam lingkaran perdagangan manusia.
Selain ditemukan kuburan, Kolonel Polisi Triwit Sriprapa, Wakil Komandan Kepolisian Daerah Songkhla, mengatakan dijumpai pula kamp penampungan. Semua lokasi berada di gunung yang sama. Saat ditemukan, penampungan itu terdapat 8 penampungan bambu, 3 tenda tidur, dan 2 dapur darurat.
Pihak berwenang juga menemukan tiga orang di dekat kamp yang tampak seperti kekurangan gizi dan kelelahan. Triwit menambahkan, kamp tersebut tampak seperti baru saja ditinggalkan. "Kami berpikir penghuni kamp ini mungkin telah pindah ke lokasi yang berbeda setelah para penyelundup diberi informasi bahwa pihak berwenang sedang mencari kamp lebih lanjut di gunung ini," ujarnya.
Penemuan tersebut menyusul ditemukannya kuburan masal dari 26 jenazah yang diduga korban perdagangan manusia pada akhir pekan lalu. Semua mayat itu diyakini imigran gelap dari Myanmar dan Bangladesh. Mereka ditemukan di sebuah kamp yang diduga sebagai tempat persembunyian pelaku perdagangan manusia di hutan Provinsi Songkhla, Thailand selatan, dekat perbatasan Malaysia.
Banyak imigran ilegal di Thailand adalah warga muslim Rohingya dari Myanmar barat dan dari Bangladesh. Mereka nekat keluar dari negaranya dan melakukan perjalanan berbahaya melalui laut demi menghindari penganiayaan agama dan etnis di negeri asal.
Tercatat, setiap tahunnya terdapat ribuan imigran gelap yang tiba Thailand. Mereka dibawa penyelundup. Banyak di antara mereka yang kemudian dibawa ke dalam hutan. Di tempat itu, penyelundup menuntut uang tebusan guna menyelundupkan mereka ke selatan melintasi perbatasan menuju Malaysia, terutama bagi mereka yang muslim.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA