TEMPO.CO, Yogyakarta – Setelah empat hari ditemukannya Eka Mayasari, 27 tahun, alumnus Universitas Gadjah Mada yang tewas, polisi belum menemukan siapa pelakunya.
Menurut Andriyanto, tetangga kios korban yang membuka kios bengkel sepeda motor, warung angkringan milik Maya memang ramai pelanggan. Warung itu buka malam hingga pagi. Saat korban ditemukan kompor gas masih menyala. Juga ada gitar yang rusak, seperti dibakar. “Kemungkinan gitar itu untuk memukul korban. Juga ada bekas terbakar,” kata dia.
Hingga kini sudah sepuluh saksi diperiksa. “Akan banyak lagi yang dimintai keterangan untuk menemukan titik terang motif pembunuhan dan pelakunya,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bantul Ajun Komisaris Kasim Akbar Bantilan, 6 Mei 2015.
Eka Mayasari yang biasa dipanggil Maya, alumnus DIII Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya, ditemukan tewas mengenaskan pada Sabtu, 2 Mei lalu. Yang menemukan, adiknya, pada petang hari di kiosnya, di Janti, Karangjambe, Banguntapan, Bantul, dengan luka di kepala dan kondisi setengah bugil.
Polisi menyita barang-barang milik korban seperti kasur, sepatu, tas, ponsel, baju, dan seprai. Penyidikan dilakukan serius karena tindak kriminal ini sudah mengganggu kedamaian Kota Yogyakarta.
Ada dugaan, pembunuhan itu bermotif pencurian dengan kekerasan. Sebab, banyak barang milik korban yang hilang. Barang itu di antaranya dua buah ponsel, buku tabungan, kartu anjungan tunai mandiri, dan sejumlah uang hasil kiosnya. Selain itu, diduga ada tindak kekerasan seksual oleh pelaku sebelum pembunuhan.
MUH. SYAIFULLAH