TEMPO.CO, Malang - Jumlah warga asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang bekerja di sektor domestik di 21 negara di Timur Tengah pada semester pertama 2015 berkurang drastis. Pengurangan mencapai lebih dari 50 persen.
Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sukardi, mengatakan, penurunan jumlah dampak kebijakan moratorium pengiriman TKI yang diberlakukan Kementerian Ketenagakerjaan. Tahun ini TKI asal Malang di Timur Tengah disebutnya berjumlah 589 orang dari total 1.363 orang TKI yang diberangkatkan ke Timur Tengah pada 2014.
"Mayoritas TKI bekerja di Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania, dan Kuwait," kata Sukardi, Jumat 8 Mei 2015.
Namun, Sukardi mengaku penurunan jumlah TKI itu tidak berdampak buruk bagi Kabupaten Malang. Sebaliknya, bisa menandai kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang makin meningkat. "Karena masyarakat sekarang semakin mudah mendapatkan pekerjaan di dalam negeri,” katanya.
Kendati begitu, kata Sukardi, pemerintah daerah setempat tetap melatih para calon TKI yang mendaftar sebelum dikirim ke negara-negara lain di luar Timur Tengah. Pelatihan yang diberikan, antara lain, keterampilan membuat makanan dan minuman, serta kerajinan tangan. Pelatihan diberikan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Singosari.
Sejauh ini, pengiriman TKI ke negara-negara Asia disebutkan masih stabil. Negara-negara Asia jadi alternatif bagi calon TKI yang gagal ditempatkan di Timur Tengah. Di kawasan Asia, selama ini TKI bekerja di Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Hong Kong dan Taiwan masih menjadi negara tujuan yang paling diminati calon TKI. Sepanjang Januari hingga Mei ada 263 dan 234 TKI yang masing-masing bekerja di Hong Kong dan Taiwan. Kedua negara ini jadi favorit karena dianggap menawarkan gaji besar dan tenaga kerja asing mendapat perlindungan yang lebih baik dibanding negara Asia lainnya.
ABDI PURMONO