TEMPO.CO, Blitar - Polisi di Blitar, Jawa Timur, menangkap lagi satu orang yang disangka anggota sindikat pembuat dan penjual kunci jawaban Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama. Total kini ada empat orang yang seluruhnya mahasiswa perguruan tinggi di Blitar dan Malang yang telah ditangkap.
Penangkapan mahasiswa keempat dilakukan Kamis malam 7 Mei 2015 di luar Blitar. Sebelumnya, pada hari yang sama, polisi telah meringkus tiga mahasiswa perguruan tinggi di Blitar dalam kasus yang sama. “Kami masih perdalam perannya dalam sindikat ini,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Blitar Ajun Komisaris Ishak Naim, Jumat 8 Mei 2015.
Mereka semua diketahui berstatus sebagai mahasiswa aktif di Blitar dan Malang. Polisi, kata Naim, masih mengorek jaringan ini untuk mengetahui modus dan sumber naskah soal ujian yang menjadi acuan membuat kunci jawaban.
Hingga kini Naim memastikan penjualan kunci jawaban hanya terjadi di wilayah Blitar. Sementara beberapa kota di sekitarnya seperti Kediri, Tulungagung, dan Trenggalek tak ditemukan kasus serupa.
Terungkapnya sindikat ini berawal dari kegaduhan siswa peserta Ujian Nasional di SMP Negeri 4 Kota Blitar. Sejumlah siswa kedapatan memegang kunci jawaban dalam bentuk salinan. Ketika diusut, beberapa siswa tersebut mengaku mendapatkannya dari teman mereka yang memegang 'master'nya.
Mereka membeli dari pemilik master atau naskah asli itu seharga Rp 5–10 ribu per lembar. Sementara pemilik naskah asli membeli dari sindikat itu seharga Rp 4 juta.
Penjualan kunci jawaban ini dilakukan secara langsung kepada siswa tertentu. Mereka diminta berkomitmen menjaga kerahasiaan agar tak terendus pengawas ujian. Selanjutnya siswa pemegang kunci tersebut menjualnya kembali ke rekan-rekan mereka dengan harga lebih murah. Hal inilah yang diduga menjadi pemicu bocornya praktik tersebut.
HARI TRI WASONO