TEMPO.CO , Jakarta:Kecintaan Dewi Motik terhadap Indonesia tak hanya melalui pakaian yang dikenakan. Pengusaha senior ini memang selalu mengenakan kain Indonesia untuk berbagai kesempatan. Selain itu, Dewi ternyata memiliki kecintaan dengan perhiasaan buatan Indonesia. Ke manapun pergi wanita berhijab ini selalu mengenakan perhiasan dari batu Indonesia.
"Batu Indonesia kaya, kalau diskusi soal batu enggak ada habisnya. Batu akik Indonesia itu juara dunia. Saya enggak pernah tertarik belanja barang mahal seperti tas mewah ke luar negeri. Kalau dikasih uang ratusan juta, mending saya belanjakan buat batu. Ini sebuah kecintaan," dalihnya saat ditemui Kamis, 7 Mei 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan.
Pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ini mengakui kalau belanja barang impor seperti tas, baju atau sepatu tidak pernah dari uangnya sendiri.
"Barang yang begitu saya dikasih dari adik atau teman. Kalau buat batu akik atau kain batik saya beli dan paling suka blusukan ke penjuru Indonesia," ujar dia.
Wanita yang memiliki tahi lalat di bawah dagu ini juga bersuka cita melihat geliat pasar perhiasan dan batu, terutama batu akik di Indonesia makin marak.
"Biar terus berpendar, sangat bagus buat meningkat pemberdayaan ekonomi dari lini yang terendah sampai yang tinggi. Ayo semua orang beli batu dari yang murah puluhan ribu hingga kalangan berduit beli yang mahal dan harganya mencapai ratusan juta," kata dia bersemangat.
Dewi juga berterus terang ia paling anti belanja batu di luar negeri. Baginya, batu yang indah, kaya ya dari Indonesia. "Kalau ada teman-teman luar negeri memuji perhiasan yang saya kenakan, mereka terheran-heran saya ceritakan tentang batu Indonesia. Saya enggak pernah tertarik belanja ke luar negeri, tapi beli batu akik sampai blusukan saya suka," ujar dia Dewi bangga sambil memperlihatkan koleksinya.
Dewi memiliki ratusan koleksi batu mulai yang berukuran mini hingga yang berat 1,5 kilogram berbentuk bongkahan. Jenisnya pun beragam seperti bacan, panca warna, merah delima, lambrador, limau maneh, sungai dareh dan sebagainya.
HADRIANI P.